Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI), Jierry Sumampow menilai ada beberapa hal yang perlu disikapi penyelenggara Pemilu demi perbaikan Pilkada serentak di periode berikutnya.
Pertama, Pilkada Serentak 2015 ternoda dengan ditundanya 5 daerah karena persoalan yang bersumber pada pencalonan, khususnya masalah hukum yang dialami pasangan calon yang berbuntut panjang sampai gugatan pengadilan dan putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN).
"Akibatnya Pilkada Serentak 2015 ini menjadi tak serentak. Kita masih menunggu kapan Pilkada di lima daerah tersebut akan dilaksanakan," ujarnya dalam pesan singkat yang diterima, Jakarta, Kamis (10/12/2015).
Kedua, soal partisipasi pemilih dalam pantauan pihaknya secara umum, angka partisipan tidak lebih dari 60 persen.
Padahal target KPU dan Pemerintah ada di angka 77,5 persen.
"Contohnya, daerah seperti Kota Surabaya saja, yang memiliki paslon favorit seperti Risma-Wisnu, angka partisipasinya tak lebih dari 50 persen. Namun demikian, kita masih menunggu hasil akhirnya nanti," ungkapnya.
Ketiga, dirinya menyayangkan bahwa dari hampir sebagian besar petahana menang di banyak daerah berdasarkan hasil hitung cepat yang digunakan lembaga survei.
"Jadi Pilkada Serentak 2015 ini merupakan milik para paslon pertahana. Bahkan perolehan suaranya jauh melebihi lawan-lawannya," katanya.
Terkahir, masih harus ada penyikapan dari pengawas pemilu karena masih terdapat praktik politik uang yang membuat kualitas pilkada serentak menurun.