TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo, saat kampanye lalu berjanji akan memperjuangkan nasib guru. Janji itu pun ditagih kembali oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
"Saya jadi ingat sebelum pilpress, pak Jokowi datang ke kantor PGRI, bilang guru supaya tenang dan kalau (dia) terpilih tidak akan menghapus tunjangan guru," kata Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo dalam sambutannya, di peringatan HUT ke-70 PGRI, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, Minggu (13/12/2015).
Sulistiyo dalam pidatonya juga menyampaikan bahwa PGRI percaya pemerintah pasti mendukung semua yang terbaik untuk guru.
PGRI dipastikan akan mendukung semua program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu guru.
"Saya yakin tunjangan tidak akan dihapus. PGRI mendukung kebijaan pemerintah yang baik," ujarnya.
PGRI juga berharap pemerintah mau meningkatkan status guru honorer yang jumlahnya sekitar 439.596 orang. Dengan peningkatkan status tersebut, diharapakan kesejahteraan dan kinerja guru meningkat.
Sayangnya di acara tersebut Presiden Joko Widodo tidak hadir dan diwakilkan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. (MenkoPMK) Puan Maharani.
Saat Sulistiyo mengumumkan absennya Presiden, ratusan ribu guru berteriak "wuuuu..."