TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maarif Institute memfasilitasi ruang dialog para peserta Jambore Pelajar Se-Jawa dengan pihak Gereja Katedral dan pengelola Masjid Istiqlal.
Mereka berkunjung dan berdialog dengan perwakilan Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal, Rabu (23/12/2015).
Menurut Ketua Pelaksana Jambore, Abdullah Daraz, ada 101 pelajar SMA dan Madrasah Aliyah dari 30 kota se-Jawa yang mengikuti jambore yang dibuka Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama, Senin (21/12/2015) lalu itu.
Daraz menjelaskan, tujuan kegiatan tahunan Jambore ini adalah membangun kesadaran sekaligus melatihkan kecakapan sosial kepada pelajar agar mereka punya kapasitas menjaga kebinekaan.
"Kunjungan para pelajar ke dua tempat ibadah yang merupakan simbol umat Katolik dan Islam merupakan salah satu kegiatan jambore. Perjumpaan pelajar dengan pengelola Katedral dan Istiqlal menunjukkan pentingnya sikap keterbukaan dan mau belajar dalam meniti jembatan dialog", ujar Daraz, dalam sambutannya, Rabu (23/12/2015).
Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Riza Ul Haq menambahkan dialog para peserta Jambore Pelajar Se-Jawa 2015 yang kebetulan mayoritas Muslim dengan pengelola Katedral jelang Natal akan mengirimkan pesan kepada publik bahwa pengalaman bertemu langsung dengan orang berbeda agama sangat penting.
Menurutnya, proses ini akan mampu meruntuhkan tembok prasangka bahkan kebencian.
"Kunjungan dan dialog pelajar dengan seorang romo dan imam masjid akan semakin memberikan pengalaman berharga, sangat berguna dalam merawat kebinekaan bangsa yang terus dibayangi intoleransi dan disintegrasi sosial," pungkas Fajar.