TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekelompok warga menggunakan atribut Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar demonstrasi di Kementerian Hukum dan HAM, Jalan Rasuna Said dan Kantor Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Salemba, Rabu (23/12/2015).
Aksi demonstrasi yang mengatasnamakan Komunitas Muslim Pembela Kakbah (KOMPAK) dipimpin Gojali Harahap dan Sudarto SM yang selama ini menjadi loyalis Djan Faridz.
Mayoritas peserta demonstrasi remaja tanggung dan ibu-ibu anggota Majelis Taklim. Karena tidak kuat berpanas-panasan dan belum makan siang, Romlah, 60, nyaris pingsan dan harus dievakuasi keluar dari kerumunan massa.
Beruntung nenek anggota Majelis Taklim Tanjung Priok tersebut bisa dievakuasi oleh Abdul Qodir, salah seorang pegawai Kemenkumham yang mengawasi demo. Romlah pun dibawa ke mikrolet yang mengangkutnya dari Tanjung Priok.
“Sampe jam ini (pukul 12.00 WIB) ane belum dapat makan. Saya dari Tanjung Priok jamaah pengajian dibawa Hj Nurhayati,” kata Romlah saat ditemui wartawan.
Romlah mengaku dalam keadaan sakit saat diajak naik mobil mikrolet. Biasanya, lanjut dia, setiap acara mendapatkan konsumsi dan uang transportasi. Namun, berapa jumlah uang yang dijanjikan, Romlah tidak mau menyebutkan.
Hingga aksi bubar, konsumsi makan siang yang diharapkan tak kunjung datang. Ibu-ibu anggota pengajian pun mengeluh meskipun tak bisa berbuat banyak. Sementara, dalam orasinya Gojali Harahap tampak berapi-api dengan menyudutkan Menkumham Yasonna H Laoly dengan membawa ke isu SARA.
“Hari ini Menkumham melukai umat Islam dunia,” terang Gojali.
Para pendemo membawa poster yang berbau SARA dengan mempertentangkan Islam dengan Kristen. Massa kemudian bubar, setelah tidak berhasil menembus blockade aparat kepolisian.