Mereka ada yang bercengkrama dan terlibat obrolan santai.
Di belakang Pospol Bundaran HI, tepatnya di sebuah warung kopi terlihat beberapa anggota Polri duduk santai.
Tema pembicaraan mereka yakni soal jenjang karir serta pergantian calon Kapolri.
"Pak Wakapolri hadir, memantau," ucap seorang anggota berpangkat AKBP dari satuan Pengamanan Obyek Vital pada rekan-rekannya di warung itu.
Sontak mereka pun mematikan api rokok dan meninggalkan kopi hitam yang mereka pesan.
Usai Budi Gunawan selesai memantau, mereka kembali ke warung kopi dan melanjutkan obrolan.
"Pak Wakapolri dan Kapolri kok datangnya tidak bersamaan ya. Katanya habis ini, Kapolri juga ke HI," celetuk seorang anggota.
Lalu pembahasan mereka merembet ke siapa calon pengganti Badrodin, menurut mereka calon kuat tetaplah Budi Gunawan.
"Sebentar lagi Kapolri pensiun kan, siapa ya penggantinya? Sepertinya si Pak Budi Gunawan kalau dari senioritas. Tapi pak Irwasum (Komjen Dwi Priyatno) bisa juga. Pak Budi Waseso juga berpeluang," beber anggota yang lain.
Dikonfirmasi soal dua calon kuat kapolri yakni Budi Gunawan dan Dwi Priyatno, Komisioner Kompolnas, Adrianus Meliala menjawab keduanya sama-sama memiliki peluang.
"Pastinya kami akan ajukan nama dengan pertimbangannya. Pak Budi Gunawan tentu berpeluang, ada keberatan dan kelebihannya. Pak Dwi, Irwasum juga demikian, kemudian terserah presiden untuk menimbangnya, karena kami tidak dalam posisi itu," beber Adrianus, Senin (4/1/2016).
Sorotan pernah dijadikannya tersangka oleh KPK menjadi suatu pertimbangan Kompolnas untuk mencalon Budi Gunawan sebagai Kapolri meskipun saat ini setatusnya dianggap tidak bermasalah setelah memenangkan sidang praperadilan.
"Itu juga jadi salah satu pertimbangan, tetap nanti pemilihnya presiden. Pak Budi Gunawan akan tetap diwawancara meski ujungnya presiden yang menentukan," ucapnya.
Dikatakan Adrianus, paling penting proses tata negara harus jalan dalam menjaring calon Kapolri.
"Ketika Kompolnas membantu presiden untuk mengusulkan calon Kapolri, mungkin presiden punya calon sendiri dan tidak melihat usulan kami," ujarnya.