News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menebak Kapolri Pengganti Badrodin Haiti Jadi Perbincangan Hangat Anggota Polisi

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti disambut Kapolres Jakarta Pusat Kombes Hendro Pandowo saat memantau keamanan perayaan malam tahun baru di Bundaran HI, Kamis (31/12/2015)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meskipun masa pensiun Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti baru habis pada Juli 2016 mendatang, rupanya pembahasan soal siapa pengganti Badrodin menjadi topik hangat di kalangan internal Polri.

Saat pengamanan Natal dan Tahun Baru, tepatnya saat malam pergantian tahun di Bundaran HI, baik Kapolri jenderal Polisi Badrodin Haiti maupun Wakapolri Komjen Pol Budi Gunawan langsung terjun memantau anggotanya.

Komjen Budi Gunawan hadir lebih dulu dan sempat mengecek langsung kesiapan anggotanya di lapangan.

Kehadiran Budi Gunawan disambut Wakapolda Metro Jaya dan Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Hendro Pandowo.

Setelah itu, Budi Gunawan langsung pergi meninggalkan Bundaran HI tanpa menunggu kehadiran Badrodin.

Budi Gunawan beralasan akan memantau ke lokasi lain sehingga tidak menunggu Badrodin.

Sebelum kehadiran Badrodin, hadir satu per satu, Kabarhakam Komjen Putut Eko Bayuseno dan Asrena Kapolri, Irjen Arif Wahyunadi.

Mereka tampak menunggu kehadiran Badrodin di tenda utama depan Pos Polisi Bundaran HI.

Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya tiba rombongan Badrodin dan langsung masuk ke dalam tenda utama.

Di dalam jenderal bintang empat itu tampak bercengkerama dengan pejabat lainnya.

Berlanjut dengan menyantap makan malam, lalu melakukan video conference dengan beberapa kapolda memastikan pergantian tahun berjalan aman serta kondusif.

Meskipun di luar pos riuh dengan tiupan terompet dan dentuman petasan serta kembang api, acara video conference tetap berlangsung.

Pantauan Tribunnews.com sebelum kehadiran Kapoldi dan Wakapolri, di beberapa titik tersebar anggota Polri yang melakukan pengamanan baik yang berseragam atau tidak.

Mereka ada yang bercengkrama dan terlibat obrolan santai.

Di belakang Pospol Bundaran HI, tepatnya di sebuah warung kopi terlihat beberapa anggota Polri duduk santai.

Tema pembicaraan mereka yakni soal jenjang karir serta pergantian calon Kapolri.

"Pak Wakapolri hadir, memantau," ucap seorang anggota berpangkat AKBP dari satuan Pengamanan Obyek Vital pada rekan-rekannya di warung itu.

Sontak mereka pun mematikan api rokok dan meninggalkan kopi hitam yang mereka pesan.

Usai Budi Gunawan selesai memantau, mereka kembali ke warung kopi dan melanjutkan obrolan.

"Pak Wakapolri dan Kapolri kok datangnya tidak bersamaan ya. Katanya habis ini, Kapolri juga ke HI," celetuk seorang anggota.

Lalu pembahasan mereka merembet ke siapa calon pengganti Badrodin, menurut mereka calon kuat tetaplah Budi Gunawan.

"Sebentar lagi Kapolri pensiun kan, siapa ya penggantinya? Sepertinya si Pak Budi Gunawan kalau dari senioritas. Tapi pak Irwasum (Komjen Dwi Priyatno) bisa juga. Pak Budi Waseso juga berpeluang," beber anggota yang lain.

Dikonfirmasi soal dua calon kuat kapolri yakni Budi Gunawan dan Dwi Priyatno, Komisioner Kompolnas, Adrianus Meliala menjawab keduanya sama-sama memiliki peluang.

"Pastinya kami akan ajukan nama dengan pertimbangannya. Pak Budi Gunawan tentu berpeluang, ada keberatan dan kelebihannya. Pak Dwi, Irwasum juga demikian, kemudian terserah presiden untuk menimbangnya, karena kami tidak dalam posisi itu," beber Adrianus, Senin (4/1/2016).

Sorotan pernah dijadikannya tersangka oleh KPK menjadi suatu pertimbangan Kompolnas untuk mencalon Budi Gunawan sebagai Kapolri meskipun saat ini setatusnya dianggap tidak bermasalah setelah memenangkan sidang praperadilan.

"Itu juga jadi salah satu pertimbangan, tetap nanti pemilihnya presiden. Pak Budi Gunawan akan tetap diwawancara meski ujungnya presiden yang menentukan," ucapnya.

Dikatakan Adrianus, paling penting proses tata negara harus jalan dalam menjaring calon Kapolri.

"Ketika Kompolnas membantu presiden untuk mengusulkan calon Kapolri, mungkin presiden punya calon sendiri dan tidak melihat usulan kami," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini