TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Krisis kemanusiaan di Suriah semakin memburuk membuat simpati dan solidaritas berbagai kalangan pun mengemuka.
Jerman dan Perancis langsung turun tangan menolong pengungsi Suriah, kini aksi serupa juga berlangsung di Indonesia.
Salah satunya digagas Forum Indonesia Peduli Syam–Suriah (FIPS) yang terjun menggebrak kepedulian dan solidaritas dengan langkah kongkret.
“Filosofi mukmin satu dengan yang lain itu bagaikan satu tubuh jika ada tubuh yang sakit tentu bagian tubuh lainnya juga akan merasakan, sehingga ini yang menggerakkan kami membangun solidaritas,” ujar Ketua Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) Ustaz Bachtiar Nasir (UBN) di Jakarta, Minggu (10/1/2016).
Langkah ini dilakukan agar bangsa Indonesia tidak malu, karena bangsa barat sudah turun tangan, sementara kita diam saja.
Selama ini, kata ustaz Bachtiar lembaga kemanusiaan yang dipimpinnya telah menjadi pusat informasi dan bantuan kemanusiaan tragedi di Kawasan Syam.
Di sisi lain, FIPS benar-benar menjadi payung bagi sejumlah LSM yang kerap memberi bantuan bagi masyarakat Islam di Bumi Syam.
“Jangan sampai dalam melakukan penggalangan dana, FIPS justru bersaing dengan LSM-LSM yang seharusnya dipayungi,” tandasnya.
Menurutnya FIPS tidak bermain di “kolam kecil”, tetapi bermain di “samudera” dalam melakukan penggalangan dana.
Tahun ini, FIPS juga akan kembali menggelar kegiatan penggalangan dana untuk Suriah.
Rencananya aksi yang dikemas dalam acara ‘Gala Dinner Solidaritas Kemanusiaan untuk Suriah; tersebut digelar pada Rabu (13/1) di Jakarta.
Lembaga ini telah beberapa kali mengirimkan bantuan dari Muslim Indonesia ke rakyat Suriah.
“Kali ini kami akan bekerjasama dengan UNHCR, lembaga PBB yang mengurusi penanganan pengungsi dan IHH Humanitarian Relief Foundation yang bermarkas di Istanbul, Turki,” tambah ustaz yang biasa dipanggil UBN ini.
“Dana yang terkumpul untuk meringankan beban rakyat Suriah yang menderita dan membutuhkan bantuan dalam konflik yang terjadi lebih dari empat tahun di negaranya," katanya.