Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar kini menjadi sorotan.
Pasalnya gerakan yang dilarang MUI ini tengah bergrilia mencari pengikut.
Salah satunya, dr Rica Tri Handayani yang hilang selama 11 hari yang diduga bergabung dengan Gafatar hingga akhirnya Rica ditemukan di Pangkana Bun, Kalimantan Tengah.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan meminta masyarakat waspada terhadap Gafatar.
Kelompok ini tidak menyerang fisik melainkan ideologi.
Anton mencontohkan, dalam Gafatar mereka mengaku Islam namun tidak diharuskan salat dan berpuasa.
Termasuk tidak naik haji, point-point itulah yang dianggap berbahaya dari sisi ideologis.
"Kelompok ini menyasar semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa," kata Anton, Selasa (12/1/2016) di Mabes Polri.
Dikatakan dia, Gafatar cenderung mencari orang muda untuk direkrut sebagai anggotanya.
"Mereka cenderung merekrut orang-orang muda karena lebih produktifit," ucapnya.
Anton melanjutkan pihak kepolisian juga berkoordinasi dengan semua pihak, baik kampus hingga ulama untuk mewaspadai jaringan ini.
Ia juga meminta masyarakat aktif melaporkan kepada pihak berwajib apabila menemukan orang-orang yang terindikasi tergabung dengan Gafatar.
Lebih lanjut, dalam ajarannya Gafatar tidak menganggap Nabi Muhammad SAW sebagai nabi penutup zaman seperti yang ada di kitab umat Islam, Alquran.
"Salah satu pernyataannya (kelompok Gafatar), Nabi Muhammad bukan nabi terakhir, tapi ada utusan terakhir yakni AH yang ada di LP Cipinang yang merupakan guru besar utusan Gafatar ini," ungkap Anton.
Tidak hanya itu, salah satu guru besar kelompok ini juga ada yang diproses hingga ke pengadilan di Sulawesi Tenggara.
Meskipun guru besar Gafatar sedang berada di dalam LP, diutarakan Anton kepolisian tetap mendalami kemungkinan munculnya pemimpin baru dari kelompok ini.
"Sedang kami dalami, biasanya mereka kalau ada pimpinan yang ditangkap, mereka siapakan pimpinan baru di Indonesia. Ideologinya tidak pernah mati," ungkap Anton.