TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Olivier Cafe lokasi Wayan Mirna Salihin (27) tewas berada di posisi strategis terbaik di Mal Grand Indonesia (GI).
Ada daftar tunggu panjang untuk para pengusaha yang hendak menaruh gerai makanan mereka di lokasi strategis itu.
Olivier Cafe berada di posisi 'hook' persis di samping pintu masuk West Mal Grand Indonesia.
Maka dari itu, memiliki lokasi outdoor dan indoor untuk menjamu pengunjung.
Di West Mal Grand Indonesia (GI) hanya ada 2 kafe yang memiliki posisi seperti itu, Olivier Cafe dan d'Journal Coffee yang ada di sisi berlawanan Olivier Cafe.
Olivier Cafe di sisi timur pintu masuk West Mal Grand Indonesia (GI), sedangkan D'journal Coffee berada sisi barat pintu masuk yang sama.
Berdasarkan informasi dari pengelola Mal Grand Indonesia yang mengurusi penyewaan tenant, disebut dalam lima tahun ke depan tak ada satu pun pengusaha yang bisa menaruh usaha mereka menggantikan posisi Olivier Cafe maupun D'journal Coffee.
"Sekarang sih seluruh tenant kami sedang full," kata staf marketing GI, Rabu (13/1/2016) siang.
Gempa Terkini Senin 5 Februari 2024 Guncangan Baru Saja Terjadi, di Sini Lokasi dan Kekuatan Getaran
Gempa Terkini Minggu 14 April 2024 Pagi Guncangan Baru Saja Terjadi, di Sini Lokasi dan Magnitudonya
Gempa Bumi Terkini Senin 19 Februari 2024 Pagi, Guncangan Baru Terjadi, di Sini Lokasi dan Magnitudo
Makanya siapa saja yang hendak menyewa tenant akan dimasukkan daftar tunggu usai menyerahkan proposal.
Untuk lokasi tempat makan di bagian dalam Grand Indonesia (GI), dalam 2 atau 3 tahun ke depan sulit mendapatkan lokasi.
Sementara di lokasi Olivier Cafe dan D'Journal Coffe akan lebih lama lagi.
Sebab kedua tenant memilih jangka waktu sewa 5 tahun.
Sedangkan pihak Grand Indonesia (GI) punya daftar tunggu panjang untuk beberapa tenant dengan posisi terbaik itu.
Kafe di lokasi terbaik sepeti Olivier Cafe memiliki harga sewa Rp 700.000 per meter setiap bulannya.
Penyewaan dilakukan mulai dari kontrak selama 3 tahun atau 5 tahun.
Pembayaran awal dimulai dari 20 persen, baru kemudian berikutnya dibayarkan 80 persennya.
Kemudian masih ada pula biaya tambahan lain setiap bulannya.
Kriminolog, Arthur Josias Simon mengatakan, polisi mesti mendalami segala kemungkinan.
"Termasuk, soal persaingan usaha juga harus didalami," kata Arthur ketika dihubungi siang tadi.
Sampai saat ini, polisi belum menentukan apakah kasus Mirna pembunuhan atau bukan.
Polisi masih menunggu hasil Puslabfor untuk menentukan itu.
Dikabarkan, hasil analisa Puslabfor sudah keluar terkait sampel hati, empedu, lambung, serta kopi yang diminum Mirna, pagi tadi.
Namun polisi belum mengumumkannya ke media.
Dalam kasus ini diketahui CCTV di Olivier Cafe tak banyak membantu.
Rekaman CCTV itu tak bisa mereka jelas lihat apa yang dilakukan Siska (Jessica)-rekan Mirna yang memesankan minum 40 menit sebelum Mirna datang.
Sebelumnya, Mirna tewas di kafe itu pada Rabu (6/1/2016).
Rekannya bernama Siska yang membelikan es kopi Vietnam berbau aneh yang kemudian diminum Mirna, lalu tewas usai menenggaknya.
Mirna tewas, sesaat usai menyeruput kopi itu. Dia pun sempat mengalami kejang-kejang seperti yang kerap dialami korban keracunan Sianida, lalu tewas sekitar 40 menit usai kejang-kejang itu. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)