News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan Bom di Sarinah

Bahrun Naim Pernah Larikan Mahasiswi Asal Demak dan Target Densus 88

Penulis: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas melakukan olah tkp ledakan bom di pos polisi Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1/2016). Ledakan bom yang disusul baku tembak yang dilakukan oleh 7 orang pelaku dengan korban tewas 3 orang dan 4 orang dilumpuhkan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISNAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo sebenarnya, diduga otak peledakan bom di Pos Polisi Sarinah dan Starbucks di Gedung Skyline, Jalan MH Thamrin?

Bahrun disebut-sebut merusak hubungan Sri Lestari (23) atau akrab disapa Riri dengan kedua orangtua kandungnya, Sugiran (65) dan Surati (54).

Orangtua menuding Bahrun adalah orang di balik menghilangnya Riri dari rumah pada awal Februari 2015, bahkan keluarga kesulitan menghubungi BlackBerry milik Riri.

Sudharmono (34) mengatakan adiknya tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Farmasi semester akhir Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan ua dibawa kabur oleh Bahrun yang diketahui memiliki dua anak.

Ustaz Bahrun Larikan Putri Orang

Pada awal 2014, Bahrun pernah bermain ke rumah Riri mengendarai mobil KIA Picanto berkelir jingga.

Siti Lestari (23) sempat menceritakan keinginannya pergi ke Suriah bersama Bahrun ke teman-temannya di kampus UMS. Ia keluar dari rumah awal Februari 2015. (Tribun Jateng/Puthut Dwi Putranto)

"Saat itu Riri mengenalkan Bahrun kepada orangtua kami. Riri mengaku mencintai Bahrun. Menurutnya, Bahrun adalah ustaz yang baik dan mau menjadikan dirinya sebagai istri," cerita Sudharmono kepada Tribun Jateng, Senin (16/3/2015) malam.

Setelah berterusterang latar belakang dirinya, ibu Riri menolak Bahrun karena telah memiliki istri dan dua anak, tapi malam itu ia sempat bermalam di rumah calon mertuanya dan kembali ke Solo bersama Riri esoknya.

Pada Juli 2014, Riri menelepon ayahnya karena mau pindah dari indekos yang beralamat di Jalan Menco Raya Gang II Nomor 9 RT 4 RW 10 Gonilam, Surakarta, tapi ayahnya menolak.

Ketika mudik lebaran ke Kalimantan bertemu bapak dan keluarga di Pangkalanbun, tempat keluarga mencari nafkah sebagai pedagang kain, perilaku Riri tak mencurigakan.

Petugas mengangkat jenazah korban peledakan bom di pos polisi Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1/2016). Ledakan bom yang disusul baku tembak yang dilakukan oleh 7 orang pelaku dengan korban tewas 3 orang dan 4 orang dilumpuhkan. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISNAWAN)

"Pada 22 Januari 2015 minta kiriman Rp 3,5 juta untuk membayar semester. Tapi tiba-tiba pada 30 Januari, Riri mengirim semua buku, baju, Kartu Keluarga ke Demak. Dan Awal Februari tak bisa dihubungi keluarga, hape dan BB mati semua. Riri menghilang membawa motor Yamaha beserta BPKB dan sebuah laptop Toshiba," ungkap dia.

Hasil investigasi keluarga yang dilaporkan ke Polres Sukoharjo, Bahrun adalah mantan napi kasus terorisme.

Bahkan, keluarganya mengorek informasi di Solo atas bantuan Fenti, teman kos Riri, tapi saat mendatangi kamar indekosnya ternyata sudah kosong.

Barang bukti pelaku teror di Pos Polisi Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016). (Netizen)

Keluarga mendatangi keluarga Bahrun pada Februari 2015 di Sangkrah Pasar Kliwon dan kepada ibunya, Bahrun izin meninggalkan Solo bersama istri dan kedua anaknya tapi tak menjelaskan tujuannya.

Dari informasi yang dihimpun sejumlah rekannya, sejak Agustus 2014, Riri kerap terlihat berboncengan dengan Bahrun dan mengaku telah menikah.

Riri juga sempat bercerita kepada teman-teman mengenai keinginannya pergi ke Suriah bergabung dengan kelompok pemberontak bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah.

Riri Tak Jadi ke Suriah

Simpang siur hilangnya Riri mulai terkuak dan Komandan Kodim 0716/Demak Letkol Inf Ari Aryanto menegaskan Riri tak pergi ke Suriah melainkan kabur bareng Bahrun.

Ari menegaskan hilangnya warga Dukuh Cangkring RT 2 RW 1, Desa Mulyorejo, Demak itu tak ada hubungannya dengan Negara Islam Irak dan Suriah, Senin (16/03/2015).

Berdasar penelusuran intelijen TNI dan Polri di Solo, Riri tak kabur ke Suriah melainkan pergi bersama pacarnya yang diketahui bernama M Badrun Anggi Pratomo, warga Solo.

Pernah Ditangkap Densus 88

Berdasarkan catatan, Bahrun pernah ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror pada November 2010 silam dan dari rumah kontrakannya di Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, disita ratusan butir peluru.

Pengadilan Negeri Solo mendakwa Bahrun Undang-Undang Darurat Nomor 12 tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api dan bahan peledak dan ia divonis bersalah dengan hukuman pidana 2,5 tahun penjara.

Petugas menyisir saat ledakan bom di pos polisi Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1/2016). Ledakan bom yang disusul baku tembak yang dilakukan oleh 7 orang pelaku dengan korban tewas 3 orang dan 4 orang dilumpuhkan. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISNAWAN)

Dia terbukti menyimpan 533 butir peluru laras panjang dan 32 butir peluru kaliber 9 milimeter.

Aktivis Laskar Umat Islam Surakarta, Endro Sudarsono, mengatakan Bahrun yang tinggal bersama Siti adalah orang yang sama dengan Bahrun yang pernah ditangkap Densus, namun ia tak begitu mengenalnya.

"Dia tidak aktif di kelaskaran di Solo," kata Endro pendek.

Karib Teroris Santoso

Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengungkapkan satu dari lima pelaku teror di Sarinah, semuanya tewas, dikomandoi Bahrun.

Selama ini Bahrun terlibat komunikasi dengan kelompok Santoso yang berada di dataran tinggi Poso, Sulawesi Tengah.

"Dia ada hubungannya dengan kelompok ISIS lainnya, itu kelompoknya Santoso," ujar Tito usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).

Setelah ditangkap pada 2010 silam, polisi kembali menangkap Bahrun pada 2014 atas tuduhan kasus kepemilikan peluru. "Setelah itu dia berangkat ke Suriah dan gabung di Raqqa," beber Tito.

Sekembalinya dari Suriah, Bahrun ingin membentuk Khatibah Nusantara yang meliputi Asia Tenggara dan terornya di Sarinah untuk menahbiskan dirinya sebagai pemimpin.

Dalam kasus peledakan bom dan baku tembak pelaku teror dengan polisi, tujuh orang tewas meliputi lima pelaku dan dua korban, dan cedera 20 orang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini