TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seluruh rangkaian teror dan ledakan bom di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) berlangsung hanya dalam waktu sekitar lima menit.
Hal itu disampaikan oleh Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Charliyan saat memberikan keterangan resmi di Mabes Polri.
"Seluruh rangkaian yang di Sarinah hingga di pos polisi itu hanya lima menit. Dan ada empat ledakan," ujar Anton.
Anton menuturkan kejadian teror diawali dengan adanya ledakan di starbuck diduga ledakan bom bunuh diri.
Lalu di depan starbucks ada dua orang membawa senjata laras pendek menembaki masyarakat.
Ketika itu pelaku menyandera dua orang WNA, yakni WN Belanda dan Aljazair. WN Belanda tewas tertembak, sementara WN Aljazair berhasil meloloskan diri namun tidak luput dari serempetan tembakan.
"Pelaku juga sempat melempar dua bom ke tempat petugas, Karo Ops Polda Metro dan dua anggota, lalu terjadi baku tembak untung mereka selamat. Dua pelaku bisa dilumpuhkan serta ditemukan barang bukti lima bom lagi, termasuk ada gotri dan baut," beber Anton.
Anton menambahkan apabila kelima bom itu turut diledakkan maka dampaknya akan lebih besar dibanding bom di Sarinah. Namun tidak sebesar bom di JW Mariot beberapa waktu silam.
"Lima bom ini kemungkinan akan diledakkan setelah bom starbuck. Jadi yang starbuck itu hanya pancingan. Kalau kelimanya ini meledak, kami tidak tahu bagaimana jadinya karena kekuatannya cukup besar," tegas Anton.
Anton menambahkan rangkaian teror juga berlanjut ke adanya motor yang masuk ke pos pol lalulintas di depan Sarinah, lalu melakukan bom bunuh diri. Akibatnya lima orang anggota Polri kritis, beruntung tidak ada korban tewas dari anggota Polri.