TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Pusat Laboratorium Forensik Polri telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di area teror peledakan bom di Sarinah, Jakarta Pusat.
Aparat kepolisian menyisir tiga TKP.
TKP pertama Pos Polisi Lalu Lintas Sarinah, TKP kedua berada di halaman Starbuck Coffee dan TKP ketiga berada di dalam Starbuck Coffee.
Sekretaris Puslabfor Polri, Komisaris Besar Hudi Suryanto, mengatakan olah TKP dilakukan mengumpulkan beberapa barang bukti memastikan apakah bahan peledak atau petasan.
Di lokasi ditemukan unsur bahan peledak itu, seperti pemicu ledakan, casing atau pembungkus, power atau rangkaian kabel, isian bahan peledak dan switching.
"Di ketiga TKP unsur didapatkan. Kami melakukan pemeriksaan di lab ternyata bahan peledak masuk kategori low exsplosive atau rendah," tuturnya dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat (15/1/2016).
Di TKP pertama, aparat kepolisian menemukan tabung gas elpiji 3 kg sebagai chasing, ada pemicu berupa bohlam lampu dihubungkan menggunakan kawat dengan baterai terpasang berupa aki sepeda motor.
Baterai berupa aki sepeda motor membutuhkan kekuatan besar daripada baterai biasa. Lalu, diisi serbuk bahan peledak untuk diledakkan. Ditambah paku-paku dan mur. Kemudian, dilapisi lempengan besi bulut sebagai penutup.
"Ada paku-paku dan mur membuat bahan peledak ini berbahaya bagi orang sekitar," kata dia.
Sementara itu, di TKP kedua dan TKP ketiga, menurut dia, isi hampir sama dengan bahan peledak di TKP pertama, namun ada perbedaan. Perbedaan itu berupa chasing atau pembungkus dilapisi pipa besi.
"TKP kedua dan TKP ketiga isi hampir sama, tetapi chasing berupa pipa besi. Kemudian sama isian ada paku, ada mur, menggunakan aki sepeda motor, dan pemicu sama berupa bohlam lampu," tambahnya.
Dia menambahkan, bahan peledak itu berada di tubuh para pelaku teror dan dibawa yang bersangkutan saat meledakkan diri.
Indikasi ini karena ditemukan sisa bahan peledak di tubuh. Sementara itu, ada yang diletakkan di tempat.