TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah tetangga dan anak muda terus berdatangan ke rumah di Jalan Batu Ampar V, RT 007/005, Condet, Jakarta Timur pada Jumat (15/1/2016) malam.
Selain sampaikan dukungan moril ke keluarga rumah tersebut, sebagian mereka juga memanjat doa, tahlil dan Surat Yasin.
Yah, mereka memanjatkan doa untuk keselamatan Rico Hermawan (21) si pemilik rumah atau putra dari Joko Mulyanto dan Jumini, yang dikabarkan menjadi korban meninggal ledakan di pospol depan gedung Sarinah, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis (14/1/2016) kemarin.
Barisan kursi warna hijau berjajar rapi di depan rumah Joko dan Jumini itu. Sebagian terisi oleh saudara dan kerabat dari Rico dari Boyolali, Jawa Tengah.
Pantauan Tribun, usai menyampaikan dukungan serta permintaan agar orang tua tabah, sebagian tamu yang datang memanjatkan doa, tahlil dan membacakan Surat Yasin di masjid depan rumah tersebut.
"Keseharian Riko suka bantu mengantarkan adiknya ke sekolah dan ada usaha membantu orangtuanya. Kami mohon doanya yang terbaik untuknya," ujar Muhamad Sigit, paman Rico Hermawan dan Anggun Kartika Sari.
Menurut Sigit, ayah dan ibunda Rico belum bisa ditemui lantaran masih syok dan masih berharap akan nasib baik untuk putranya.
Ayahanda Rico bisa diajak komunikasi oleh anggota keluarga. Namun, tidak demikian dengan ibunda Rico yang masih terkulai lemas.
"Ibunya masih syok, sedih dan lemas. Ia masih menunggu kabar yang pasti nasib Rico bagaimana. Ibunya dari kemarin nggak bisa makan karena kepikiran Rico, tapi bersyukur masih mau minum," ujar Sigit.
"Oleh karena itu, saya menjadi perwakilan dari keluarga kalau-kalau ada pertanyaan dari teman-teman media," sambungnya.
Lebih jauh Sigit bercerita bahwa dirinya telah bertemu dengan Anggun di RSPAD Jakarta. Anggun adalah orang yang bersama Rico saat naik motor dari rumah menuju kawasan Jalan MH Thamrin untuk melamar kerja pada hari terjadi ledakan di lokasi tersebut.
Kepada Sigit, Anggun sudah bercerita tentang kejadian yang menimpanya bersama Rico. Bahwa, saat itu keduanya melintas di samping gedung Sarinah dengan sepeda motor Honda Astrea sepulang memasukkan lamaran kerja atau CV ke sebuah perusahaan di sekitar lokasi.
Namun, saat itu motor yang dikemudikan oleh Rico dan Anggun membonceng di jok belakang, dihentikan polisi lalu lintas. Belum diketahui pelanggarannya.
Rico dan Anggun diminta polisi tersebut ke dalam pos polisi di depan gedung Sarinah. Namun, saat itu pula terjadi ledakan dan mengenai keduanya.
Sigit mengaku belum mengetahui keberadaan dan nasib Rico. Hasil pengecekkan keluarga ke beberapa rumah sakit, kantor polisi hingga RS Polri belum menemui titik terang.