TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yoyok, pemilik loket pembayaran listrik di kampung Sanggrahan, Meruya, Jakarta Barat mengaku selama tinggal di kawasan padat penduduk tersebut, keluarga seorang terduga teroris di Jalan MH Thamrin, Muhammad Ali selalu membayar tagihan listrik melalui dirinya.
Ali, jelas Yoyok, selalu rutin membayarkan tagihan listrik dan tidak pernah menunggak.
"Mereka bayar tiap bulan, cuma yang bayar selalu istrinya," kata Yoyok di rumahnya, Kampung Sanggrahan, Meruya, Jakarta Barat, Sabtu (16/1/2016).
Dalam catatan Yoyok, keluarga Ali menggunakan listrik dengan daya 1.300 VA dan terakhir membayar pada 13 Januari 2016, sehari sebelum aksi teror terjadi.
"Bulan Januari mereka bayar Rp 325.000," kata Yoyok.
Jumlah tagihan rekening listrik keluarga itu terbilang normal, meski pada Januari jumlah tagihan sedikit meningkat dari bulan sebelumnya.
"Bulan Desember tagihannya Rp 275.000," katanya.
Saat membayarkan tagihan listrik, sebut Yoyok, istrinya selalu menyapa terlebih dahulu dengan ramah.
Terkadang juga mengobrol dengan anak Yoyok.
Namun, selama keluarga itu membayarkan tagihan listrik kepadanya, Yoyok belum sekalipun melihat Ali yang langsung membayar.
Sehingga dia hanya mengenal Ali lewat ciri fisiknya saja.
"Ali itu orangnya tinggi, besar, dan gagah," katanya.
Muhammad Ali, diduga merupakan satu di antara beberapa orang yang melakukan aksi teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta pada Kamis (14/1/2016).
Pria yang diketahui berusia sekitar 30 tahun itu, ikut tewas dalam peristiwa yang menewaskan tujuh orang tersebut.