TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga orang pelaku teror di Kawasan jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat datang ke Jakarta dua pekan sebelum beraksi.
Pelaku masing-masing Afif alias Sunakim, Ahmad Muhazam, dan salah satu lainnya yang hanya ingin dipanggil 'mas' oleh pemilik kos tempatnya tinggal selama 2 pekan itu.
Ketiganya tinggal di rumah kos milik Matsani (42) di Kampung Sanggrahan, RT 2/3, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.
Terduga teroris bernama M Ali (39) yang memang warga Kampung Sanggrahan, memilihkan rumah kos itu untuk mereka.
Matsani menceritakan ketika itu Ali datang dan mengenalkan ketiga orang itu dengannya.
"Waktu itu Ali bilang mereka pekerja bangunan. Tapi messnya belum jadi, makanya cari kos dulu," kata Matsani kepada Wartakotalive.com di rumahnya, Minggu (17/1/2016).
Dikatakan Ali saat itu kepada Matsani, ketiga temannya tidak akan menetap lama di kostan yang dikontraknya.
"Ali juga bilang kalau 3 temannya itu tak akan lama tinggal di kos saya. Sebab begitu mess jadi, mereka pindah," ucapnya.
Pembayaran kos dilakukan Ali saat itu.
Ali membayar ke Matsani sebesar Rp 300.000, karena harga kos sebulan penuh Rp 500.000 dan mereka berjanji akan keluar dalam 2 pekan.
Saat ketiganya pertama kali masuk, Matsani mencoba berkenalan dengan mereka.
Afif dan Ahmad Muhazam mau menyebutkan namanya.
"Tapi, yang Ahmad Muhazam itu mengaku, hanya Ahmad saja namanya," kata Matsani.
Kemudian, satu lainnya tak mau menyebutkan namanya.
Kepada Matsani, pria itu hanya minta dipanggil sebagai 'mas' saja.
Matsani mengaku sempat meminta KTP ketiganya, tetapi tak pernah diberikan.
Rumah kos itu berada di area pemukiman padat, bertingkat dua, dan bercat hijau.
Ketiga peneror itu selama 2 pekan sebelum serangan mengisi kamar di lantai 2.
Di lantai 2 itu ada 4 kamar berjejer dan kamar terduga teroris itu berada di kamar paling pojok.
Pantauan Wartakotalive.com Minggu siang sisa-sisa barang di kamar masih ada.
Ada sebuah tikar berserakan dan kertas-kertas berhamburan.
Serta tergeletak pula sebuah botol minyak mesin jahit di lantai.
Dalam serangan di Sarinah, diketahui Ali dan Afif merupakan terduga teroris yang mati terakhir.
Mereka mati saat baku tembak dengan polisi, bom yang mereka pegang meledak sebelum sempat dilempar. (Theo Yonathan Simon Laturiuw )