TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berencana membeli Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) demi memperkuat sistem pertahanan negara, termasuk menghadapi ancaman aksi teror di Indonesia.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, Indonesia memang tidak perang dengan negara lain.
Tapi, modernisasi Alutsista diperlukan untuk menghadapi ancaman nyata, yakni terorisme.
"Kita harus beli alat canggih. Jangan sampai mereka (teroris) lebih canggih," ujar Ryamizard di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (17/1/2016).
Alutsista di Indonesia yang akan direvitalisasi, satu diantaranya, F-5 menjadi Sukhoi. Hal itu juga untuk mencegah ancaman-ancaman teroris.
Selain dengan cara mempercanggih persenjataan, Kementerian Pertahanan mengajak masyarakat Indonesia ikut dalam program bela negara.
Menurut Ryamizard, dengan ikut bela negara dapat menangkal segalanya, termasuk ideologi yang menyimpang.
"Saya akan siapkan bela negara untuk menangkal segalanya," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan Indonesia sudah darurat terorisme, radikalisme, dan narkoba.
Ideologi dari luar negeri, termasuk timur tengah begitu mudahnya masuk Indonesia.
"Padahal aliran dari Timur Tengah tidak cocok dengan indonesia," kata dia.