Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Damnahuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOJONGGEDE - Rahmat (32) sontak bagai disambar petir saat melihat kakak kandungnya Rais Karna (37) tergelatak tepat berada di belakangnya.
Saat peristiwa serangan teror Bom di kawasan Sarinah Jakarta Pusat pada Kamis (14/1/2016) siang.
Dia bersama Kakaknya bermaksud ingin menyaksikan secara langsung penyerangan Bom tersebut.
"Kami dengar ada suara ledakan, makanya kami datang ingin lihat," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (17/1/2016).
Namun, nahas ketika Rahmat mendengar suara letupan sejata yang dia pikir tembakan peringatan.
Rupanya itu merupakan peluru nyasar yang mengenai pelipis kanan kepala kakak kandungnya itu yang berkerja sebagai Office Boy di Bangkok Bank Jakarta.
"Saya kira tembakan peringatan, pas saya lihat kebelakang engga taunya Kakak saya sudah terjatuh kena tembakan dikepalanya. Pelurunya bersarang dikepala," kata dia.
Melihat Kakaknya tergeletak dengan bersimpah darah, diapun bergegas meminta tolong agar kakanya segera dibawa kerumah sakit agar mendapatkan pertolongan.
"Saya langsung kabarin keluarga dirumah, kakak saya satu kerjaan dengan saya diperusahaan yang sama," kata dia.
Namun, takdir berkata lain, Rais akhirnya menghembuskan nafas terkahir pada Sabtu (16/1/2016) sekitar pukul 21:21 WIB dirumah sakit Abdi Waluyo Jakarta.
"Sempat dirawat, tapi pas hari sabtu kondisinya semakin parah," terangnya.
Hingga saat ini, istri korban belum bisa memberikan komentar lantaran masih dalam kondisi trauma selepas kepergian almarhum.