Laporan Puspen TNI
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saya ingin garis bawahi bahwa TNI tidak mengenal kata damai bagi prajurit arogan, Komandan Satuan tidak akan pernah melindungi prajurit yang melanggar aturan dan hukum.
Demikian ditegaskan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaeman selaku Inspektur Upacara pada Upacara Bendera di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (18/1/2016).
Dihadapkan pada perkembangan globalisasi dengan kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi, kita menghadapi suatu realitas berupa fenomena adanya revolusi budaya yang tidak mengenal batas ruang dan waktu begitu deras masuk dan mengikis secara perlahan budaya bangsa Indonesia yaitu budaya ketimuran yang penuh kearifan dan keluhuran, mempengaruhi aspek etika, moralitas, budaya, agama dan semua sendi kehidupan masyarakat.
Tidak terkecuali juga telah mempengaruhi pola sikap dan tindakan kehidupan prajurit menjadi rentan. “Menyikapi fenomena dan dampak negative, maka perisai dan benteng tangguhnya adalah disiplin yang mencerminkan etika dan moral keprajuritan yang berpegang teguh kepada Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI,” ujar Panglima TNI