TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Pengkajian dan Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Utang Ranuwijaya menjelaskan sebab Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) lebih memilih berkembang untuk mengembangkan ajarannya di wilayah Kalimantan ketimbang daerah lain di Indonesia.
Kondisi alam Kalimantan yang masih banyak lahan kosong dan lebih subur, dijelaskan Utang, menjadi sebab aliran keagamaan berkedok organisasi memilih bumi Borneo.
Selain itu, pengikut Gafatar menilai Kalimantan lebih aman ketimbang pulau lain.
"Kata mereka (pengikut Gafatar) Kalimantan itu aman, lebih luas, banyak tanah yang bisa dimanfaatkan," kata Utang Ranuwijaya di Kejaksaan Agung, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (21/1/2016).
Utang menyebutkan sejak 1995, MUI telah memantau hampir 300 aliran keagamaan seperti Gafatar.
Dari hasil pemantauan itu, Utang menyimpulkan banyak aliran agama yang melenceng muncul di daerah subur.