TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak kepolisian terus menelusuri kasus teror bom di Sarinah, Thamrin.
Penelusuran sudah ke ranah dugaan komunikasi antara terduga 'otak' teror bom Sarinah yakni Bahrun Naim dengan terpidana kasus terorisme Aman Abdurrahman di Nusa Kambangan.
"Ada cerita Bahrun Naim bekomunikasi dengan Aman di Nusakambangan. Kami sedang selidiki," kata Menko Polhukam Luhut Panjaitan, usai menggelar rakor terbatas bersama Menkumham dan Mensos di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (27/1/2016).
Dalam rapat itu, kata Luhut, pihaknya juga menerima kabar mengenai kemampuan Bahrun Naim dalam bidang teknologi.
Utamanya soal peretasan sistem komputer.
Sang pengendali Lapas di Indonesia, Menkumham Yasonna Laoly menambahkan ada dugaan Bahrun dan Aman Abdurrahman berkomunikasi melalui perantara keluarga.
"Mereka melalui tamu dan keluarga," tegas Yasonna.
Dia mencurigai pesan dari Bahrun Naim yang berada di Suriah disampaikan melalui orang-orang yang menjenguk Aman di lapas wilayah Nusakambangan. Begitu juga sebaliknya.
Meski begitu, Yasonna mengaku belum mengetahui tentang kabar kemampuan Bahrun Naim yang bisa komunikasi dengan dengan menggunakan kemahiran teknologi informasinya.
Tetapi, tegas Yasonna, pihaknya sudah menggunakan teknologi jamming signal atau teknologi penghilang sinyal ponsel yang dipasangkan di lapas untuk mengantisipasi bila ada komunikasi yang dilakukan terpidana melalui alat telekomunikasi.
"Kami kerjasama dengan jammer. Jadi itu kalau ada teknologi yang lebih mampu (menembusnya) ya saya enggak tahu," ujarnya.