TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dian Juni Kurniadi (25) salah seorang pelaku teroris di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, berencana melamar seorang perempuan. Sayangnya entah mengapa, hal tersebut kemudian dibatalkan.
Hal itu diungkapkan Sutopo (63), ayah Dian yang datang ke RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur untuk mengambil jenazah anaknya tersebut.
Namun Sutopo tidak menjelaskan mengapa rencana lamaran anaknya tersebut batal.
"Waktu itu pada 9 Desember 2015 kemarin mau melamar cuma enggak jadi. Kalau bagi saya namanya batal, mungkin belum jodoh," kata Sutopo, Kamis (28/1/2016).
Semenjak batalnya lamaran tersebut, Dian dikabarkan pergi menuju ke Kalimantan. Hanya saja ia tidak tahu persis kebenarannya. Pasalnya sejak kepergiannya tersebut, tidak ada lagi komunikasi dari Dian.
"Anaknya juga sebenarnya pendiam. Kalau bicara juga, hanya satu dua kata saja," kata Sutopo.
Sutopo hanya mengetahui anak ketiga dari empat bersaudara itu menjadi mekanik di sebuah perusahaan. Selama bekerja di Kalimantan tersebut, Dian tidak lupa untuk selalu mengirim uang kepada orangtuanya sebesar Rp 500.000-Rp 700.000.
Dalam kesempatan tersebut Sutopo meminta maaf atas aksi nekat anaknya yang meledakkan pos polisi di Jalan MH Thamrin, tepatnya di depan Sarinah.
"Saya sebagai orangtua dari Dian Juni Kurniadi, meminta maaf untuk rakyat Indonesia, khususnya di Jakarta dan untuk korban atau keluarganya. Sekali lagi barang kali anak saya punya kesalahan, mohon dimaafkan," katanya.
Jenazah Dian akan dibawa oleh pihak keluarga sekira pukul 01.30 WIB dinihari dari RS Polri karena untuk menyesuaikan waktu pemakaman.
Pasalnya jenazah Dian direncanakan akan dimakamkan di kampung halamannya di Tegal, Jawa Tengah.
Dian Juni Kurniadi (25) merupakan pelaku teror yang melakukan aksi bom bunuh diri yang meledak di pos polisi depan Sarinah. Dian menjadi salah satu dari tiga pelaku teroris yang menewaskan beberapa orang dan melukai puluhan orang lainnya. (Junianto Hamonangan)