Tribunnews.com, BANDAR LAMPUNG - Edi Santoso, terduga teroris yang digrebek Densus 88 Anti-teror disiyalir masuk ke jaringan kelompok Santoso dari Poso.
Sebelum menangkap Edi, polisi ternyata sudah lebih dulu mengintai gerak-geriknya di Lampung selama dua bulan terakhir.
Hal itu disampaikan Sekretaris Kelurahan Panjang Selatan Heri Abdul Khoir yang hadir di sekitar lokasi penggerebekan di Jalan Selat Malaka V Rt 08, Kampung Teluk Jaya, Kelurahan Panjang Selatan, Selasa (2/2/2016).
Heri menuturkan, dua bulan lalu pihaknya dihubungi oleh salah satu anggota Densus 88.
“Dia menanyakan seorang anak pedagang ayam sambil menunjukkan sebuah foto. Ternyata itu foto Edi Santoso. Anggota Densus itu menyebut bahwa Edi Santoso merupakan anggota jaringan Santoso yang ada di Poso,” ujarnya.
Dari pantauan Kompas di lokasi kejadian, garis polisi dipasang di ujung gang. Puluhan warga sekitar tampak memadati sekitar lokasi penggerebekan.
Yanto, seorang warga setempat menuturkan, Edi sempat menghabiskan masa kecilnya di daerah tersebut. Edi sempat meninggalkan Lampung saat belajar di salah satu universitas di Yogyakarta.
"Sekitar 10 tahun yang lalu, Edi pulang ke Lampung dan menikah. Namun ia tinggal di rumahnya sendiri di Kecamatan Duren Payung, Bandar Lampung. Hanya sesekali saja dia muncul di kampung ini. Warga tahunya ia kerja di Kalimantan," ujarnya.
(Angger Putranto)