TRIBUNNEWS.COM - Dermawan Salihin, ayah mendiang Wayan Mirna Salihin mengungkapkan, awalnya dirinya sempat mengira putri tercintanya itu tewas kecelakaan.
Pada Rabu (6/1/2016), sebelum Mirna ke Grand Indonesia, Dermawan sempat meminjamkan mobil sport utility vehicle kelas premium merek Land Rover.
Dia pun mengira, Mirna tabrakan di perjalanan sebab mobil tersebut dapat melaju pesat.
“Saya terus terang, sedang dari arah industri saya ke Tomang, itu dikasih tahu, Pah ke sini Pah ke sini.”
“Kenapa? saya bilang, Mirna Pah, Mirna Pah. Saya pikir ini anak tabrakan karena kebetulan, mohon izin, saya kasih dia itu, mobil cepat.”
“Range Rover Evoque, itu memang larinya kencang. Saya pernah coba. Wah tabrakan ini, salah saya kasih dia mobil cepat gitu kan. 'Nggak Pah, bukan tabrakan, papa ke sini cepat,” ujar Dermawan mengenang peristiwa, empat pekan lalu itu saat tampil pada talkshow “Indonesia Lawyers Club”, sebagaimana ditayangkan tvOne, Selasa (2/2/2016).
Soal mobil dikendarai Mirna, Range Rover Evoque bukan mobil sembarangan.
NEWRELEASEDATE2017.COM - Range Rover Evoque.
Agar dapat memiliki mobil pabrikan Inggris ini dalam kondisi baru, minimal harus menyiapkan uang Rp 1,5 miliar.
Harganya, hampir setara harga Toyota Alphard tipe paling atas, 3,5 Q senilai Rp 1,6 miliar.
Ini membuktikan, hanya orang tajir bisa memiliki Range Rover Evoque.
Mobil ini diproduksi oleh Land Rover, bagian dari Jaguar Land Rover di Grup Tata.
Mulai diproduksi bulan Juli 2011 dengan versi 3 dan 5 pintu, penggerak roda depan maupun penggerak 4 roda.
Evoque didesain untuk memenuhi keinginan kaum urban serta memenuhi kebutuhan emisi CO2 yang lebih rendah.
Bentuknya mirip dengan mobil konsep Land Rover LRX yang pertama muncul di North American International Auto Show bulan Januari 2008.
Begini rekaman CCTV
Dermawan, mengaku sudah melihat rekaman CCTV di Kafe Olivier, Grand Indonesia, saat kejadian,
Dalam rekaman tersebut, Dermawan menyaksikan kejadian sejak Jessica tiba hingga Mirna dibawa ke klinik Grand Indonesia.
Menurut Dermawan, saat tiba di kafe tersebut, Jessica disambut oleh manajer Kafe Olivier bernama Devi. Devi menunjukkan beberapa meja yang kosong.
"Jessica kepalanya terlihat melihat-lihat ke atas, saya lihat itu, nanti lihat di pengadilan. 'Yang itu aja, Mbak'. Dia (Devi) menunjuk meja yang paling pojok," kata Dermawan.
Dermawan melanjutkan, Jessica menaruh barang-barangnya di atas meja, lalu dia terlihat duduk.
Setelah itu, Jessica bangun dari tempat duduknya dan berjalan ke kanan menuju meja kasir untuk membayar.
Setelah mendapat kembalian, dia ke meja pengambilan pesanan, menyebutkan pesanannya, dan kembali ke bangkunya.
"Dia balik, jalan, berhenti dulu, bawa tas, lihat-lihat, jalannya berputar," kata Dermawan sambil mencontohkan gerakan Jessica.
Setelah dia duduk, paper bag masih di posisi semula. Tak lama, pesanan es kopi vietnam diantarkan.
"Setelah itu, dia diam sambil lihat kiri kanan. Enggak lama, dia nunggu. Datang cocktail, dua," kata Dermawan.
"Cocktail ditaruh, kemudian posisinya diubah. Kopi tetap di tengah. Selanjutnya, paper bag disusun," kata dia lagi.
Menurut Dermawan, susunan paper bag menghalangi minuman dari sorotan kamera CCTV.
Setelah paper bag atau kantong kertasdisusun, tangan kirinya digambarkan menyender ke sofa. Dia terlihat mengambil sesuatu sambil lihat kanan kiri.
"Terus, tangan kanannya, ada gerakan otot, menaruh sesuatu di depannya. Cepatlah kerjanya," ucap dia lagi.
Setelah itu, Jessica terlihat membenahi paper bag dan tas yang sebelumnya ia susun di atas meja. Ia kemudian menaruh benda-benda itu ke sampingnya.
"Kemudian, dia berpindah tempat duduk. Dia kayak melihat kiri kanan. Setelah 40 sekian menit, bukan 15 menit, datang Mirna, si bodoh nih, sama Si Hani, enggak tahu apa-apa."
"(Kata) Si Mirna, 'Eh ini kopi gue ya.' Tidak menyobek sedotan, dia langsung aduk-aduk, dia seruput. 'Ih, apa nih... so awfull, it's bad. Jess, lo beliin apa nih. Han, lo coba deh...,'" cerita Dermawan menirukan respons Mirna setelah meminum es kopinya.
Namun, dalam rekaman, Hani tidak terlihat mencoba es kopi tersebut.
Menurut Dermawan, Hani awalnya mengaku meminum kopi Mirna karena tidak enak dengan Jessica.
"Hani mencoba sampai di lidah. Mirna lagi kelepek-kelepek, dia enggak berani minum," ucap Dermawan.
Kemudian, Mirna meminta Jessica untuk mengambilkan air mineral karena merasa tidak enak di tenggorokan.
Menurut Dermawan, air liur kemudian keluar dari bibir Mirna, bukan busa.
Selanjutnya, Mirna dibawa ke klinik di Grand Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM/GLERY LAZUARDI - Jessica Kumala Wongso (kiri) saat digelandang ke Mapolda Metro Jaya usai ditangkap di Hotel Neo by Aston, Mangga Dua Square, Jakarta Utara, Sabtu (30/1/2016).
Takut ke Jessica
Mirna ternyata takut kepada Jessica.
Rasa takut itu baru diketahuinya setelah Dermawan mendapatkan cerita dari suami Mirna.
Menurut Dermawan, dia sempat menanyakan segala keanehan tingkah laku Mirna sebelum meninggal.
Setelah itu, menantunya itu menceritakan bahwa Mirna sempat enggan bertemu dengan Jessica di Grand Indonesia pada 6 Januari lalu.
"Kenapa?" tanya Dermawan.
"Mirna enggak mau ketemuan (dengan) si Jessica langsung. Orangnya aneh," ujar Dermawan menirukan cerita Arif.
Setelah tiba di Grand Indonesia, Mirna bahkan tidak langsung menemui Jessica yang sudah berada di Kafe Olivier sejak pukul 14.00 siang.
Selama 48 menit, kata Derwaman, Mirna lebih memilih berputar-putar belanja di Grand Indonesia ketimbang menemui Jessica.
"Setelah ada 48 menit, bertemu Hani. Hani mengajak ke Social House, tetapi Mirna bilang, ada Jessica sudah menunggu," kata Dermawan.
"'Ada Jessica, enggak enak. Sudah lama dia enggak nongol-nongol. Gue enggak undang juga waktu gue kawin, takutnya dia marah,'" ujar Dermawan.
Akhirnya, Mirna dan Hani menemui Jessica di Kafe Olivier. Setelah cium pipi kiri dan pipi kanan, Mirna meminum kopi yang sudah disiapkan Jessica. Setelah itu, kejadianlah peristiwa yang berlanjut dengan meninggalnya Mirna. (*)