Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah satu tahun lebih saling berseberangan, Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono terlihat akrab dalam rapat konsolidasi perdana di kantor DPP Golkar di Slipi, Jakarta, Kamis (4/2/2016).
Agung terlihat datang lebih awal di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta.
Mengenakan kemeja putih lengan panjang, Agung berjabat tangan dengan kader dan pengurus Golkar baik versi Munas Ancol dan maupun Bali.
Satu persatu disalami dan dirangkul Agung.
Ada Priyo Budi Santoso dan Yorrys Raweyai di pintu depan yang pertama kali disalami dan dirangkul Agung.
Di dalam ruangan rapat, Agung pun menyalami Nurdin Halid, Leo Nababan, Aziz Syamsudin, Sharif Cicip Sutardjo, Idrus Marham, Bambang Soesatyo, Nurul Arifin, Bendahara Umum Setya Novanto dan Roem Kono serta kader dan pengurus Golkar lainnya.
Percakapan kecil pun terjalin antara Agung dan rekan separtainya yang sebelumnya berseberangan.
Tak berselang lama, Ical tiba.
Mengenakan kemeja kuning khas Partai Golkar, Ical pun melakukan hal yang sama.
Ical menyambangi Agung yang sudah duduk di kursi pimpinan rapat.
Tak segan-segan Ical menjabat tangan dan merangkul serta cipika-cipiki denngan Agung Laksono.
Pemandangan ini sontak menyedot perhatian para kader yang sudah berkumpul.
Saling lempar senyuman dan bercanda ringan diantara kedua tokoh Golkar tersebut mengundang tawa kader Golkar yang hadir.
Sebagai ketua umum Golkar munas Riau, Ical didaulat memimpin rapat konsolidasi didampingi Agung sebagai Wakil Ketua Umum, Cicip dan Theo, serta Sekjen Idrus Marham, Bendahara Umum Setya Novanto.
Suasana penuh kearaban dan damai terlihat.
"Setelah lebih satu tahun kita berbeda pendapat dan banyak orang berpendapat perbedaan itu menimbulkan permusuhan. Tapi saya ingat betul pada saat ulang tahun sebuah surat kabar. Saudara Agung Laksono ini, duduk di sebelah saya dan panglima TNI," kenang Ical.
Pada waktu itu, imbuh Ical, kita bercanda-canda dan tertawa-tawa.
"Apa kata orang saat itu? Saya bingung, bapak berdua ini bisa bertengkar, bertempur, tapi disini bisa tertawa-ketawa, seperti tidak ada masalah," kisah Ical yang langsung disambut riuh rendah kader dan pengurus yang hadir.
Kata Ical, meskipun dirinya dan Agung selama setahun lebih berbeda pendapat, tapi tali silaturahmi tidak pernah putus.
"Di Partai kita, kita boleh berbeda pendapat, kita bertempur, tapi kalau silaturahmi pribadi kita tetap terjalin baik. Itu hanya ada di partai Golkar," ucapnya.
Kemudian ucap Ical, keakraban pun terjalin saat Pilkada dimana harus memutuskan calon kepala daerah yang akan maju dari Golkar.
Kali ini, Ical dan Agung bersepakat tidak ada lagi kubu-kubuan.
Suara yang satu dan sama ini pun disuarakan kepada kader partai Golkar di daerah untuk bersatu kembali.
"Harapan saya persaudaraan makin erat dan cinta makin bersemi," ucap Ical tersenyum.
Agung pun seharmoni dengan Ical menjadikan pertemuan ini ajang silaturahim bagi kedua kubu di Partai Golkar.
"Akhirnya kita bisa kangen-kangenan. Rasanya seperti sudah sepuluh tahun tidak bertemu," ucap Agung.