TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merapatnya sejumlah partai politik (parpol) yang bergabung dalam Koslisi Merah Putih (KMP) ke pemerintahan Jokowi-JK sebetulnya sudah diprediksi sebelumnya.
Hanya soal waktu saja sebetulnya dan ternyata itu terbukti sekarang.
Demikian kata pengamat politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang, Jumat (5/2/2016).
Karena itu, dia menilai pernyataan KMP telah membubarkan diri adalah suatu sikap politik yang realistis dan mengakui fakta politik yang tengah terjadi.
Namun disisi lain, kata dia, Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tidak otomatis bertambah.
Karena bergabungnya sejumlah partai ke pemerintah tidak otomatis bergabung dengan KIH.
Kenapa? "Karena Kesepakatan politik yang dibangun langsung dengan presiden bukan dengan KIH," tegas Sebastian kepada Tribun.
Selain juga imbuhnya, loyalitas mereka yang bergabung juga bukan pada KIH tetapi pada Presiden.
Pertanyaannya, mengapa anggota KMP merapat ke Pemerintah berkuasa?
Sebastian melihat ada empatĀ faktor yang menjelaskan hal ini.
Pertama, koalisi yang terbentuk KMP atau KIH bukan dibangun atas ciri dan kesamaan ideologi.
Tetapi, jelas dia, kepentingan politik jangka pendek saat itu.
Kedua, KMP sebagai alat bargaining posisi untuk sejumlah posisi telah berakhir perannya. Dan kekuasaan yang diincar telah habis dibagi.
"Karena itu KMP dianggap tidak bermanfaat lagi secara politik," jelasnya.