News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prahara Partai Golkar

Calon Ketua Umum Golkar Mulai Bergerilya Cari Dukungan, Kata Bamsoet

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo menguji kelayakan dan kepatutan Calon Pimimpnan (Capim) KPK, Sujanarko di Gedung Nusantara II DPR RI, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (14/12/2915). TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN

‎TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah calon Ketua Umum‎ Partai Golkar mulai bergerilya mencari dukungan menjelang Musyawarah Nasional (Munas).

Politikus Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) melihat sudah mulai terbentuknya tim sukses dari para calon tersebut.

"Yang sudah bergerilya ke daerah itu dan kumpulkan dukungan minimal 30 suara, 170 suara, masing-masing tim sudah bergerilya ke DPD II. Informasi ke daerah, baru tiga tim yang lobi politik. Ya empat lah," kata Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/2/2016).

Ia mengakui ada banyak nama yang mencalonkan diri sebagai ketua umum Golkar.

Tapi, Bambang melihat calon-calon itu belum serius bertarung di Munas Golkar.

"Lebih banyak calon hore-hore. Didorong oleh orang, sebenarnya dia enggak berminat atau sudah jadi tim. Fadel, Titiek, saya, calon hore-hore yang mau enggak mau," kata Bambang.

Sedangkan calon yang serius bertarung dan mulai bergerilya mencari dukungan antara lain Syahrul Yasin Limpo di Sulawesi Selatan, Setya Novanto, Aziz Syamsuddin dan Ade Komaruddin.

"Walau Akom (Ade Komaruddin) belum eksplisit mendeclare, tapi kami timnya Akom yakin dia akan declare setelah jadwal munas pasti," imbuh Ketua Komisi III DPR itu.

Bambang menyebut Kosgoro pecah karena pertarungan Idrus Marham, Aziz Syamsuddin dan Setya Novanto. Sedangkan SOKSI solid mendukung Akom.

"Saya, Supit, Mbak Titiek, Dodi (Dodi Alex Noerdin). SOKSI semualah. Ketua timnya MS Hidayat," katanya.‎

Menurut Bambang, penentuan jadwal Munas tidak begitu krusial. Terpenting, siapa steering committee dan organizing committee.

Kemudian, siapa pemegang hak suara. Pasalnya, DPD I dan DPD II baik Munas Ancol dan Bali sudah menggelar Musyawarah Daerah (Musda).

"Tapi Menkumham keluar dasarnya riau. Harus disepakati munas yang punya suara ya DPD yang eksis sebelum konflik. Gimana kalau sekarang ada ketua baru? Kembali ke yang lama," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini