Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR Tb Hasanuddin meminta investigasi terkait jatuhnya pesawat tempur Super Tucano buatan Brasil.
Secara kode etik, investigasi tidak dapat dibuka ke publik.
"Pesawat ini sedang dilakukan investigasi dan saat ini sudah tes terbang 300 jam. Tapi kenapa malah jatuh menukik," kata Hasanuddin di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (10/2/2016).
Tb Hasanuddin pun mengungkapkan duka cita terhadap korban dalam insiden tersebut.
Kata dia, Indonesia telah memiliki 8 unit pesawat tempur Super Tucano dalam keadaan baik.
Ia pun belum mengetahui penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
"Tapi baru didapat kesimpulan pesawat baru selesai pemeliharaan 30 jam. Kita tunggu hasil penyelidikan dan investigasi ada apa," kata Politikus PDIP itu.
Mengenai dugaan banyaknya penduduk di sekitar landasan, setahu Hasanuddin, lapangan terbang di Malang jauh dari pemukiman.
"Kita lihat menuju Halim juga enggak ada perumahan tapi sekarang ada ya memang enggak bisa dihindari juga," ucapnya.
Namun menurut dia, acuannya kalau sedang uji coba sebaiknya dilakukan di tempat lain.
"Tapi enggak bisa dihindari juga kalau pemeliharaan di Malang masa dibawa ke tempat lain," katanya.
Sebelumnya, sebuah pesawat tempur Super Tocano buatan Brasil, jatuh menimpa rumah milik Mujianto di Jalan Adi Sucipto RT 3 RW 5 Blimbing Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (10/2/2016).