TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono angkat bicara terkait gerakan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
"Akhir-akhir ini masyarakat dunia diramaikan oleh gerakan LGBT yang dirasakan mulai menghambat, mengganggu, bahkan bagi pemerintah Rusia, dinilai telah mengancam tatanan sosial budaya negaranya," ungkap Hendropriyono kepada tribunnews.com, Rabu 17/2/2016).
Sistem politik demokrasi liberal yang sedang mendunia saat ini, lanjutnya, yang mengusung konsep kebebasan, yang dalam praktiknya kini semakin hedonistik secara behavioural (perilaku).
Ditegaskan, hedonisme adalah aliran berfikir yang mendapat stigma sebagai pengejar kenikmatan sendiri. Sehingga keberhasilan atau kegagalan gerakan GLBT, menurutnya, tergantung kepada respons mayoritas masyarakat yang juga secara behavioural.
"Masyarakat kita misalnya, harus menghentikan aksi kebanci-bancian, seperti sesama lelaki cipika-cipiki (ciuman pipi kiri pipi kanan) atau aksi kejantan-jantanan seperti sesama perempuan tos-tosan tangan," ujar Hendropriyono.
"Suatu tatanan sosial bisa runtuh, bukan karena behaviour yang negatif dari sekelompok masyarakat minoritas, tapi karena masyarakat yang mayoritas diam saja," tegasnya lagi.