"Asli Tegal pak, besok tutup," jawabnya.
"Kenapa kamu engga buka usaha yang sama di tegal? Terus berapa biasanya kamu jual handphone kepada perempuan-perempuan di sini?" tanyanya lagi.
"(sambil menunjuk handphone) kalau yang ini 300 ribu pak,," jawab pemuda tersebut.
"Ya sudah, tahu kan kalau ini harus segera dikosongkan, segera bereskan jangan menunggu digusur, apalagi kamu ngontrak kan di sini, ya sudah tinggalin saja" kata Krishna.
Di dalam pemukiman juga Krishna menanyai warga untuk memastikan agar mengikuti kebijakan yang telah dikeluarkan dan tidak melakukan perlawanan saat penggusuran dilakukan.
"Ngapain di sini, kapan mengosongkan tempat? kalian tidak akan melakukan perlawan kan?" cecar Krishna kepada lima pemuda yang berkumpul.
"Tidak pak (melawan), sedang dibereskan barang-barangnya," jawab salah seorang Pemuda.
Kepada wartawan usai patroli, Krishna menuturkan jika apa yang dilakukannya merupakan operasi untuk memastikan jika pemukiman yang akan digusur kondusif menjelang penggusuran. Ia ingin agar keadaan di pemukiman tetap aman menjelang menjelang eksekusi.
"Menciptakan rasa aman. Jadi ini kan wilayah yang rencananya ada penataan dari Pemda kemudian Kapolda mencanangkan ada operasi pekat di sini.
Gabungan antara Polri dan TNI dalam kaitan dengan itu ada namanya cipta kondisi. Itu terus dilakukan supaya pada saatnya nanti kebijakan gubernur dapat berjalan lancar," katanya.