Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mentraktir anak buahnya makan durian bareng di lapak penjual durian yang berada persis di depan kantornya kawasan Kalibata, Jakarta, Selasa (23/2/2016).
Mengenakan kemeja putih dan celana panjang berwarna hitam, Marwan terlihat asyik bercengkerama dengan pedagang yang menjual berbagai jenis durian.
"Saya minta yang paling enak, yang paling bagus dan enggak mahal. He-he-he. Pokoknya yang manis," ujar Marwan kepada penjual.
Setelah dibuka beberapa durian, Marwan melahap durian Medan yang berada di hadapannya.
Sesekali dia tersenyum karena rasa durian yang manis saat dicicipinya.
"Ini manis. Enak sekali, berapa ini, pak?" tanyanya.
"Rp 65 ribu, pak," jawab si penjual, Yajid.
"Pantas mahal, enak soalnya," jawab menteri asal PKB tersebut seraya diikuti tawa dari pegawai kementerian.
Saat memakan biji ketiga, seketika menteri desa tersebut berhenti makan dan mengelap jemarinya.
"Sudah cukup," katanya.
Saat ditanya kenapa? Marwan tersenyum dan menjawab "Saya kuat makan durian tiga biji saja, lebih dari itu, banyak makan obat saya," jelasnya seraya tertawa.
Dia mengungkapkan bahwa kesehatan jauh lebih penting daripada kenikmatan memakan durian.
Ia mengatakan bahwa mempunyai kolesterol dan tekanan darah yang cukup tinggi.
"Sebaiknya memang mencegah, daripada nanti harus ke dokter. He-he-he," tambahnya.
Tidak lupa, Marwan juga mengadakan kompetisi memakan durian bagi anak buahnya dan wartawan yang meliput, namun tidak satupun yang mengikutinya.
Lantas Marwan bercanda mencibir mereka yang masih muda.
"Masak masih muda, makan duriannya sudah dibatasi? Kalau sudah seperti saya, baru jangan makan banyak-banyak. Ha-ha-ha," katanya.
Sementara itu, si penjual durian, Yajid mengatakan kebanggaannya karena bisa menyajikan durian yang baik kepada Menteri Marwan saat dikunjungi. Dirinya mengaku untung jika Marwan datang ke tempatnya.
"Alhamdulillah saya bangga. Itu tadi habis 70 buah drian, kalau satu durian yang dimakan harganya Rp 65 ribu, ya kan saya jadi untung banyak," ungkap Yajid.
Pria berusia 39 tahun yang sudah berjualan selama lima tahun di Kalibata tersebut mengaku baru kali ini bertemu dengan menteri secara langsung dan berharap lapaknya dikemudian hari tidak digusur karena memakai trotoar.
"Semoga aja, biar enggak digusur karena enggak cuma saya doang. Puluhan toko yang lain, juga kasihan dong," harap Yajid.