News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penerbit Harusnya Bisa Mencegah Beredarnya Buku Radikal

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi.Jumat, 5 Februari 2016 15:39 Lima Buku Radikalisme Ajarkan Mati Syahid pada Anak TK Sebanyak lima buku yang mengandung unsur radikalisme ditemukan sebagai bahan ajar untuk murid taman kanak-kanak di Kota Pekalongan, Jawa Tengah.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini mulai marak beredar buku berkonten radikal.

Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Rosidayati Rozalina, mengaku kerap diklarifikasi soal maraknya buku-buku tersebut.

"Selama ini memang kalau buku-buku yang sensitif sampai ke masyarakat, IKAPI ditanyakan. IKAPI memang melihat dulu, apakah ini (penerbit) anggota atau bukan, tentu kami tidak tanggung jawab kalau bukan," ujar Rosidayati, kepada wartawan di kantor Wakil Presiden RI, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2016).

Kata dia, penerbit sudah bisa menentukan, apakah buku yang akan diterbitkannya, mengandung hal-hal yang bisa dipermasalahkan.

Hal itu lah yang dilakukan para anggota IKAPI, untuk menghindari terbitnya buku berkonten radikal.

"Justru dari penerbitnya sendiri, yang begitu tahu ada masalah mereka akan menarik diri dan memberi klarifikasi ke media," katanya.

Hal itu selain bisa mengantisipasi tersebarnya buku bermasalah, langkah tersebut juga bisa mencegah pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan pembredelan.

"Lalau menurut hemat saya, sekarang ini bukan jamannya lagi di bredel buku," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini