TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekjen Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI), Adhie M Massardi punya analisis soal keputusan Presiden Joko Widodo yang menetapkan kilang pengolahan gas Blok Masela agar dilakukan di darat (on shore).
Adhie menilai, presiden mengambil keputusan secara jelas dan lugas.
Hal yang menjadi perhitungan pengambilan keputusan itu, kata Adhi, bukan perkara teknologi dan hitungan keekonomian yang rumit.
"Bila dasarnya teknologi dan hitungan keekonomian, itu njelimet dan pasti mengundang perdebatan tiada habis-habisnya. Tapi dasarnya (keputusan soal blok Masela) logika dan akal sehat yang berbasis konstitusi," kata Adhie saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (27/3/2016).
Adhie juga menganalisis, keputusan presiden, sebagaimana disarankan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli, akan menimbulkan 'gempa politik yang berdampak tsunami' bagi kelompok 'fundamentalis pasar' di pemerintahan, terutama yang sekarang menguasai sektor energi dan sumber daya mineral.
“Setelah dua tahun memerintah, dengan kasus Blok Masela ini, presiden jadi lebih memahami bahwa untuk menjalankan logika dan akal sehat berbasis konstitusi itu ternyata memerlukan energi besar dan kehati-hatian, karena kekuatan kaum fundamentalisme pasar di pemerintahan memang sangat kuat dan dominan, terutama di sektor energi dan sumber daya mineral,” kata Adhie.
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini, percaya, presiden akan menggunakan momentum Blok Masela ini untuk membersihkan pemerintahan dari kelompok fundamentalisme pasar .
Adhie juga mengingatkan, kalau Presiden Joko Widodo memaksimalkan momentum Blok Masela ini untuk menggusur kekuatan kaum fundamentalis pasar, maka pemerintah tidak perlu lagi bergaduh-gaduh untuk menjalankan perekonomian yang berbasis pada Nawacita serta Trisakti yang dijanjikan presiden selama ini.