News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Siyono

Autopsi Siyono Rasa Sayang Muhammadiyah ke Polri

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suratmi, istri terduga teroris, menyerahkan dua gepok uang santunan misterius kepada Ketua PP Muhammadiyah Bidang hukum, Busyro Muqoddas beserta tim hukum PP Muhammadiyah dan Anggota Komans HAM Siyane Indiryani, di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Selasa (29/3/2016).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Tewasnya Siyono, terduga teroris asal Klaten yang dinilai janggal terus bergulir.

Untuk memastikan penyebab kematian Siyono, Komnas HAM meminta dokter Muhammadiyah melakukan autopsi pada‎ Minggu (3/4/2016) kemarin.

Menyoal autopsi, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti pun menghormati dan mengutus satu dokter forensiknya bergabung dengan dokter Muhammadiyah.

Aktivis Muhammadiyah, Ma'mun Murad AL-barbasy‎ bersuara atas autopsi yang hasilnya baru akan keluar dalam 10 hari kedepan.

"‎Kalau ditanya dimana posisi Muhammadiyah dalam autopsi Siyono. Kalau mau kritis, autopsi itu adalah rasa sayang Muhammadiyah pada Polri. Di media sosial disebutkan ada 120 terduga teroris yang meninggal dunia dan proses hukumnya tidak jelas. Autopsi kemarin pahamilah sebagai rasa sayang kami ke polisi. Langkah kami ini melibatkan forensik Polri dan dokter Undip, bukan jalan sendiri," tegas Murad, Kamis (7/4/2016) di Mabes Polri.

Murad juga menambahkan posisi Muhammadiyah di kasus Siyono, ‎tetap dalam koridor hukum.

Dimana Muhammadiyah ini mencari keadilan soal kematian yang dinilai tidak wajar.

"‎Otopsi ini bagian dari ingin tahu apa benar Siyono meninggal tidak wajar? Itu yang harus ditegakkan. Kalau soal Siyono teroris atau bukan itu bukan urusan Muhammadiyah," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini