News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prahara Partai Golkar

Ketua PBNU Nilai Airlangga Layak Pimpin Golkar

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi Golkar Airlangga Hartanto memberikan keterangan kepada wartawan saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (1/3/2016). Airlangga Hartanto mendeklarasikan dirinya sebagai calon ketua umum Partai Golkar periode 2016-2021 dan siap bersaing dengan calon lainnya. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai bakal Calon Ketua Umum (Caketum) Airlangga Hartarto (AH) layak memimpin Partai Golkar (PG).

AH adalah figur yang bersih, punya kemampuan, masih muda dan memiliki visi serta misi kedepan untuk perbaikan partai maupun bangsa.

"Beliau layak memimpin sebuah partai besar. Sudah tentu punya kapasitas yang cukup untuk Caketum," kata Ketua PBNU Said Aqil Siroj usai bertemu Caketum AH di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (16/4/2016).

Aqil mengemukakan figur Ketua Umum Golkar ke depan adalah berani, bersih, punya gagasan baru membangun partai dan bangsa.

Ketua umum juga harus punya kepedulian antara kesenjangan yang terjadi saat ini, di mana ada masyarakat yang sangat kaya sekali tetapi ada juga yang sangat miskin sampai tidak mendapatkan makan.

Jangan sampai kesenjangan itu terus terjadi sehingga kesejahteraan yang adil tidak pernah tercapai. Ketua umum juga harus memiliki kapasitas dan kapabilitas dari segi ilmu serta bisa mempersatukan semua kader yang tercerai-berai.

"Saya melihat pak Airlangga punya kemampuan dan ciri-ciri itu. Sampai hari ini pun dia belum tercoreng apa-apa. Masih bersih. Itu yang penting," tuturnya.

Jika terpilih sebagai Ketum Golkar, PBNU siap bekerjasama dengan Golkar untuk membangun bangsa ini. Kerjasama dengan semua pihak, termasuk Golkar sangat penting guna membawa bangsa ini lebih baik.

Kepada AH, Aqil memberi saran agar menggelar silahturami juga dengan kiyai-kiyai NU lain di daerah. Misalnya kiyai di Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Cirebon, Kalimantan Selatan, dan lainnya. Hal itu untuk memperkuat silahturami dan bagi pengalaman mengenai pembangunan bangsa.

"Saya memang tidak punya kaitan dengan politik. Saya serahkan ke kiyai-kiyai di daerah, yang punya suara di Golkar untuk menentukan pilihan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini