TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini menggelar serangkaian acara di Jakarta bertepatan peringatan Hari Kartini dan ulang tahun Gerakan Nasional Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) ke-2.
Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK, Yuyuk Andriati, mengatakan kegiatan akan diawali dengan menyelenggarakan acara pendidikan antikorupsi di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di lima wilayah DKI Jakarta.
"Sorenya, akan digelar peluncuran SPAK sebagai salah satu bentuk Revolusi Mental di Monumen Nasional dan Lenggang Jakarta," kata Yuyuk di Jakarta, Kamis (21/4/2016).
Dalam kegiatan tersebut, akan dihadiri Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dan Deputi VI Bidang Koordinasi Perlindungan Perempuan dan Anak Duta Besar Kemenko PMK Sujatmiko, dan dihadiri komunitas antikorupsi, antara lain Transparency International Indonesia (TII), Indonesia Corruption Watch (ICW), Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (MaPPI), serta Perempuan Indonesia Antikorupsi (PIA).
Hari berikutnya, KPK akan menggelar seminar antikorupsi akan digelar pada Jumat-Sabtu (22-23/4) di Hotel Sari Pan Pasific Jakarta.
Acara bertajuk 'Mulai Jujur dari Sekarang' itu akan menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, Menterai Agama Lukman Hakim Saifuddin, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum, HAM, dan Kebijakan Publik Busyro Muqoddas.
"Serta menghadirkanMenteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani sebagai pembicara kunci," kata Yuyuk.
Menurut Yuyuk, perayaan ini juga secara serentak dilakukan di 20 provinsi. Tujuannya, agar semangat Kartini masa kini dalam melakukan perubahan, khususnya dalam upaya pencegahan korupsi, dapat menggema di seluruh Indonesia.
Sejak digagas dua tahun lalu, Gerakan Nasional SPAK telah memiliki lebih dari 550 agen perubahan yang terdiri dari kaum perempuan dengan berbagai latar belakang, seperti ibu rumah tangga, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dosen, guru, tokoh agama, pengusaha, mahasiswa, tokoh masyarakat dan aktivis. Mereka tersebar di 20 provinsi yang secara aktif menyebarkan pendidikan antikorupsi kepada berbagai elemen masyarakat secara suka rela.
Di beberapa daerah, mereka bahkan telah mencetak agen-agen baru yang membuat gerakan ini makin meluas. Di Sulawesi Selatan misalnya, ada 50 anak Agen Sembilan Nilai Antikorupsi (SEMAI), yaitu anak-anak berusia 8-13 tahun yang telah mengikuti pelatihan untuk menyebarkan 9 nilai moral di kalangan anak-anak.