News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

WNI Disandera Abu Sayyaf

Tim Kemanusiaan Surya Paloh Klaim di Balik Pembebasan 10 WNI

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebanyak 10 WNI yang dibebaskan kelompok Abu Sayyaf disambut dan dijamu oleh Gubernur Sulu, Abdusakur Totoh Tan, Minggu (1/5/2016), Kota Jolo, Filipina. (Anadolu Agency/Mindanao Examiner)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – 10 warga negara Indonesia (WNI) akhirnya bebas setelah satu bulan lebih disandera oleh kelompok Abu Sayyaf

Pembebasan dan pelepasan sandera dilakukan pada Minggu (1/5/2016) sekitar pukul 12.15 waktu setempat di Pantai Parang, Sulu, Mindano Selatan.

Deputi Chairman Media Group Rerie L. Moerdijat mengungkapkan, pembebasan sandera juga dilakukan atas kerja tim kemanusiaan Surya Paloh, yang merupakan sinergi jaringan pendidikan Yayasan Sukma (Sekolah Sukma Bangsa di Aceh) dibawah pimpinan Ahmad Baidowi dan Samsul Rizall Panggabean, kelompok Media Group, Partai Nasdem di bawah Ketua Fraksi DPR Victor B Laiskodat serta anggota DPR Fraksi Nasdem Mayjen (Purn) Supiadin.

"Upaya dan proses pembebasan dilakukan oleh tim kemanusiaan Surya Paloh sejak 3 April 2016. Negosiasi pembebasan sandera dilakukan jaringan Yayasan Sukma dengan melakukan dialog langsung dengan sejumlah tokoh masyarakat, LSM, lembaga kemanusian di daerah Sulu yang memiliki akses langsung ke pihak Abu Sayyaf di bawah koordinasi langsung pemerintah Republik Indonesia," kata Rerie L. Moerdijat dalam keterangan pers yang diterima, Senin (2/5/2016).

Menurutnya, proses pembebasan sendiri berlangsung dinamis dan lancar, karena Yayasan Sukma menggunakan pendekatan pendidikan yang jauh sebelumnya sudah ada kerjasama pendidikan antara Yayasan Sukma dan pemerintah otonomi Moro Selatan.

Setelah sandera diserahkan kepada tim kemanusiaan Surya Paloh di Pantai Parang dan menunggu sekitar empat jam, para sandera dibawa ke rumah Gubernur Sulu untuk dilakukan verifikasi dan beramah tamah.

Setelah itu, mereka langsung diterbangkan dari Sulu menuju Zambonga menggunakan dua helikopter jenis UH 1 H.

Di Zamboanga, 10 sandera tiba pukul 16.30 waktu setempat. Mereka langsung menjalani pemeriksaan kesehatan dari tim keamanan Filipina.
Selanjutnya dibawa untuk mengikuti briefing serta pemeriksaan lanjutan mengenai apa saja yang terjadi dan mereka alami selama masa penyanderaan sampai diminta untuk mengenali anggota kelompok Abu Sayyaf lainnya.

"Meski kelelahan akibat perjalanan panjang mereka dalam kondisi sehat dan baik untuk dapat kembali pulang ke Tanah Air," katanya.

Pemerintah Filipina kemudian menyerahkan secara resmi para sandera kepada pihak Kedubes Indonesia di Malaysia dan perwakilan Partai Nasdem Victor B Laiskodat.

Dari Zambonga, 10 sandera dipulangkan ke ke Indonesia dengan menggunakan pesawat khusus tim kemanusiaan Surya Paloh di bawah pimpinan Victor B Laiskodat, didampingi oleh pihak Kedutaan Besar Indonesia di Filipina Minister Conseler Edi Mulya, untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta.

Penculikan terhadap 10 WNI yang merupakan anak buah kapal (ABK) tunda Brahma 12 dan tongkang Anand 12 dirompak dan diculik oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf di perairan Tawi-tawi, Filipina Selatan pada 27 Maret lalu. Penculikan dilakukan di bawah pimpinan Tawing Umair.

ABK yang disandera kemudian dititipkan di sebuah lokasi di bawah pimpinan Al Habsy, namun penyanderaan tetap di bawah kendali Tawing Umair.

Tim kemanusiaan Surya paloh sejak awal sudah melakukan komunikasi intensif dengan kelompok Tawing Umair di bawah koordinasi pemerintah Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini