TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Pemerintah membuka pintu bagi pihak-pihak yang ingin membantu upaya pembebasan empat WNI yang diduga disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Namun, kata Kalla, pihak-pihak yang ingin membantu harus berkoordinasi dengan Pemerintah.
"Kami terbuka dengan siapa saja yang ingin membantu, tapi harus terkoordinasi," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (4/5/2016).
Terkait proses pembebasannya, Kalla enggan memberikan keterangan yang detail. Sebab, menurutnya proses pembebasan jika terbuka di publik akan menghambat pelaksanaannya.
"Saat ini sedang proses. Soal negosiasi nanti dibicarakan lah. Kalau dibuka bukan negosiasi lagi namanya,"ucap Kalla.
Diberitakan sebelumnya, setelah pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf, Pemerintah Daerah Sulu terus berupaya menemukan lokasi empat WNI yang masih disandera.
Empat WNI tersebut adalah ABK Christy yang diculik 15 April di dekat Pondo, Sibugal Setangkai, Tawi-tawi. Baik milter maupun pemerintah Filipina masih menutup informasi detil mengenai operasi penyelamatan yang akan dilakukan.
Namun, Senin (2/5/2016) waktu setempat, Gubernur Sulu, Abdusakur "Toto" Tan Jr mengatakan, pemerintah daerah Sulu telah meminta bantuan Moro National Liberation Front (MNLF) untuk menemukan para sandera.