TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembukaan Nusantara Mengaji di alun-alun Jember, Jawa Timur (Jatim) pada tanggal 7 Mei 2016 akan disiarkan secara langsung melalui TVRI pukul 19.00 WIB.
Begitu juga dengan penutupan yang dilakukan di Pondok Pesanteren (Ponpes) Al Khananiyah, DKI Jakarta. Bahkan, inisiator Nusantara Mengaji H Abdul Muhaimin Iskandar rencananya akan melakukan telekonfrence dengan para menteri dan pimpinan daerah yang turut serta meramaikan gerakan ini.
"Pihak TVRI telah menyatakan kesiapannya untuk melakukan siaran langsung pembukaan dan penutupan Nusantara Mengaji. Dalam live tersebut, inisiator Nusantara Mengaji H Abdul Muhaimin Iskandar akan menanyakan langsung kepada menteri dan pimpinan daerah melalui telekonfrence," kata Inisiator Nusantara Mengaji, H Abdul Muhaimin Iskandar, Sabtu (7/5/2016).
Cak Imin panggilan akrab H Abdul Muhaimin Iskandar mengaku bersykur gerakan ini mendapat respons sangat baik dari masyarakat dan pimpinan daerah di seluruh Indonesia. Tak sedikit pimpinan daerah yang memanfaatkan Nusantara Mengaji untuk mengajak masyarakat guna mengingatkan putra-putri mereka tentang pentingnya mengaji.
"Gerakan Nusantara Mengaji mendapat sambutan luar biasa. Kepala daerah tidak ragu-ragu terlibat secara aktif mendengungkan gerakan ini sampai ketingkat-tingkat terendah. Tujuannya hanya ingin kembali membudayakan kegiatan mengaji yang saat ini telah menghilang," katanya.
Cak Imin menegaskan bahwa Nusantara Mengaji ini bukan lah gerakan sesaat ataupun gerakan politis. Nusantara Mengaji, kata dia, murni gerakan budaya yang berkeinginan mengembalikan spirit mengaji.
"Tentu kita semua rindu melihat anak-anak kita pergi mengaji, putra-putri kita menenteng kitab suci masuk ke langgar ataupun musholah. Itu semua kan telah hilang dari pandangan kita. Anak-anak sekarang lebih asik main games saat adzan berkumandang," tuturnya.
Secara terpisah, Sekretaris Kornas Nusantara Mengaji, M Hasanuddin Wahid menegaskan, Nusantara Mengaji sesungguhnya telah dijadikan katalisator oleh masyarakat untuk mengenang kembali masa lalu.
"Mereka rindu melihat kembali anak-anak kecil dan usia remaja berlari-lari menuju masjid, mushola dan tempat-tempat pengajian lainnya. Suara-suara orang mengaji juga terdengar dari balik tembok rumah warga. Saat ini suara indah itu telah hilang," katanya.