TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Delapan calon ketua umum Golkar akan mengikuti sesi kampanye di Surabaya.
Di tengah perhelatan tersebut, para caketum diterpa isu adanya dukungan dari istana.
Calon Ketua Umum Golkar, Aziz Syamsuddin berharap kabar intervensi Istana dalam perhelatan akbar Golkar hanyalah rumor.
"Kompetisi akan berjalan dengan indah jika tidak ada intervensi dari pihak manapun. Kalau pemilihan berjalan sukses sampai akhir, Partai Golkar dapat terus maju dan memberikan manfaat besar untuk masyarakat," kata Aziz dalam keterangan tertulis, Rabu (11/5/2016).
Aziz Syamsuddin menekankan, isu politik uang tidak boleh mengalahkan mekanisme demokrasi pemilihan ketua umum yang selama ini diusung partai beringin.
"Jika pemilihan tersebut didasarkan pada besaran uang yang dimiliki oleh masing-masing maka kita melanggar sistem demokrasi yang kita junjung selama ini," lanjutnya.
Sedangkan Sekjen Kosgoro 1957, Bowo Sidik Pangarso, menegaskan, pencalonan Aziz adalah mandat dari organisasinya yang notabene salah satu organisasi pendiri Golkar.
Bowo memastikan, semua pengurus Kosgoro 1957 di seluruh Indonesia sudah bergerak menggalang dukungan untuk Aziz.
Sementara itu, pengamat politik, Hendri Satrio, menilai Aziz Syamsuddin diyakini banyak kalangan dapat membawa Partai Golkar lebih akuntabel dengan kaderisasi yang masif.
Keunggulan ini yang membuatnya lebih menarik di mata pemilih muda dan membawa keuntungan bagi Golkar di pentas politik skala nasional.
Tim kampanye Aziz mengklaim bahwa sampai saat ini sudah mengantongi 300-an suara dari sekitar 560 suara peserta Munaslub, yang didapatkannya dari safari politik ke 34 provinsi.