TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua umum Partai Golkar hasil Munaslub harus melahirkan sosok calon Presiden RI dari Partai Golkar untuk Pemilu 2019 mendatang.
Karena itu seluruh peserta Munaslub dan para sesepuh Partai Golkar harus cerdas memanfaatkan Munaslub kali ini.
Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus sestinus berharap Munaslub di Bali jadi momentum bagi Partai Golkar melahirkan Ketua Umum Partai Golkar yang visioner dan berwatak negarawan sekaligus menjadi calon Presiden mendatang.
"Jika Munaslub Partai Golkar kali ini lebih ditentukan semangat politik uang, politik kelompok, dan politik geng, maka Munaslub Partai Golkar kali ini tidak akan bermanfaat banyak bagi rakyat, malahan menjadi Munaslub untuk melahirkan Partai Golkar menjadi Partai Gurem," kata petrus dalam siaran persnya, Minggu (15/5/2016).
Melihat rekam jejak dan munculnya sejumlah calon Ketua Umum Partai Golkar saat ini, menurut TPDI, Airlangga Hartarto dianggap cocok menempati kuris ketua umum Golkar.
Sedangkan yang layak untuk menduduki posisi sebagai Sekjen Partai Golkar dan kelak menjadi calon Wakil Presiden adalah Syahrul Yasin Limpo sebagai wakil dari Indonesia Timur.
Menurut Petrus, Airlanga Hartarto dianggap paling layak menuju posisi Ketua Umum Golkar dan menajdi calon Presiden dari Partai Golkar.
Menurutnya selain sebagai orang muda yang memenuhi syarat Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tindakan tidak tercela (PDLT), juga sejak masih menjadi siswa di SMA Kanisius sudah lahir jiwa kepemimpinan.
"hal itu terbukti dengan dipercaya sebagai Wakil Ketua OSIS di SMA Katolik Kanisius di Jakarta dan menjadi Senat Mahasiswa di Fakultas Teknik Universita Gajah Mada Yogyakarta," katanya.
Selain itu pengalaman mempimpin Barisan Muda Kosgoro, membuktikan bahwa Airlangga Hartarto sebagai calon Ketua Umum yang memikiki akar yang cukup kuat di Partai Golkar.
Di samping tidak terkontaminasi dengan konflik kepengurusan Partai Golkar yang melahirkan dualisme kepengurusan beberapa waktu yang lalu.
Meskipun pada saat Partai Golkar diterpa musibah dualisme kepengurusan ia berada di kubu Agung Laksono, namun, Airlangga Hartarto dianggapnya tetap membangun semangat kader muda Golkar yang rekonsoliatif.
Sosok Airlangga Hartarto dianggap kaya akan pengalaman dan matang dalam berpolitik.
Menurut Petrus, kriteria sebagai politikus yang matang, intelektual, profesional muda, organisator, nasionalis, dan religus, menjadi modal untu mengantarkan Airlangga Hartarto dalam Munaslub Partai Golkar kali ini.
"Ini momentum yang tepat melahirkan sosok generasi muda, pemimpin yang visioner dan negarawan, sekaligus bisa diterima oleh semua kelompok," katanya.