Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Anggota tim sukses Ade Komarudin, Bambang Soesatyo angkat bicara mengenai wacana pemilihan ketua umum secara terbuka.
Ia menilai kelompok yang mendorong pemilihan terbuka bisa menggiring kembali potensi perpecahan seperti Munas sebelumnya.
"Kami akan boikot. Kami sepakat dengan beberapa Calon Ketua Umum (Caketum) mungkin mayoritas caketum, kalau itu dipaksakan, kita akan boikot," kata Bambang Soesatyo di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Minggu (15/5/2016).
Ia menilai demokrasi 'injak kaki' dengan sistem pemilihan terbuka harus dihindari.
Sebab, demokrasi yang lazim dalam pemilihan seseorang itu tertutup.
Bila dilakukan pemilihan terbuka, Bambang menilai hal tersebut sama dengan rekayasa demokrasi.
"Misalnya mendorong voting blok, lalu mendorong terbuka. Nah kita tahu bahwa suara DPD II yang mayoritas itu pasti akan tertekan DPD I yang hanya berjumlah 34 itu," kata Bambang.
Selain itu Ketua Komisi III itu menilai positif adanya wacana koalisi calon ketua umum.
Menurutnya, hal tersebut wajar dalam demokrasi.
Menurutnya, calon yang tidak mencapai target 30 persen dapat bergabung dengan yang lolos.
Ia memperkirakan hanya tiga calon yang lolos syarat minimal dukungan 30 persen.
Tetapi, Bambang melihat hanya ada dua calon yang kuat yakni Setya Novanto dan Ade Komarudin.
"Sehingga di bawahnya bisa bergabung di dua nama itu. Saya dengar mayoritas akan bergabung di Akom. Karena mereka sadar partai ini tidak boleh dipimpin orang bermasalah. Agar tidak membebani citra partai ke depan," tuturnya.