TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) bekerjasama dengan China Railway International Co Ltd (CRIC) mulai menyelenggarakan pelatihan teknologi tahap kedua bagi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
Tujuannya untuk merealisasikan komitmen alih teknologi kereta cepat.
Pelatihan tahap kedua yang mengikutsertakan 18 orang tim teknis sejak 15 hingga 22 Mei 2016 di Beijing.
Menurut Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China, Hanggoro Budi Wiryawan pelatihan SDM tahap kedua dari lingkungan terkait pengelolaan kereta cepat di Indonesia ini akan diwujudkan melalui serangkaian pelatihan teknis.
"Komitmen alih teknologi tersebut merupakan bagian penting dari kesepakatan yang tertuang dalam joint venture agreement antara konsorsium Indonesia dan Konsorsium China dalam pembangunan Kereta Cepat,” kata Hanggoro, Senin (16/5/2016).
Materi yang diterima peserta pelatihan kereta cepat dari Indonesia tahap ini sistem teknologi, persinyalan atau sistem komunikasi, teknologi EMU (Electric Multiple Unit), teknologi terkait infrastruktur dan teknologi keselamatan (safety) kereta cepat.
Kegiatan pelatihan tersebut merupakan pelatihan gelombang kedua, setelah tahap pertama yang telah dilakukan pada bulan Maret 2016.
Gelombang pertama yang berjumlah peserta 14 orang, secara keseluruhan berasal dari lingkungan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Materi yang disampaikan adalah terkait inovasi pembangunan infrastruktur perkeretaapian dan inovasi metode kerja konstruksi sipil.
“Proyek kereta cepat Jakarta Bandung akan melibatkan puluhan ribu SDM Indonesia mulai dari pembangunan konstruksi hingga pengelolaan kereta cepat," ungkap Hanggoro.