TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan mayoritas publik tetap meyakini Golkar mampu bangkit lagi.
"Sesuai dengan pengalamannya, sejauh Golkar tampil dengan branding baru, dengan gagasan, program dan elite baru yang segar. Hanya pergantian kepengurusan tak cukup untuk membangkitkan Golkar kembali," kata peneliti LSI Ardian Sopa di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (18/5/2016).
Hasil survei menyatakan, ada empat langkah yang harus disiapkan Golkar jika ingin berjaya kembali.
Pertama, bergabung dalam pemerintahan Jokowi dan mendapatkan kursi kabinet sesuai dengan harapan pemilih agar Golkar kembali ke khitah, sebagai partai yang berperan di pemerintahan.
"Kedua, kembali berjaya di pilkada 2017, 2018 dengan kemenangan seperti sebelumnya mendapat perolehan suara diatas 50 persen," kata Ardian.
Ketiga, menyiapkan calon presiden atau wapres yang kuat, dan segar.
"Praktis tak ada kader Golkar yang pernah menang dalam pilpres langsung sejak pemilu 2004. Tanpa calon Golkar menjadi presiden, Golkar tak lengkap mengendalikan pemerintahan," katanya.
Sementara yang terakhir menawarkan aneka program atau agenda nasional, dan menampilkan elite baru Golkar yang segar untuk menjadi branding baru Golkar.
"Ini yang harus dirumuskan oleh pengurus baru di bawah Setya Novanto dan Aburizal Bakrie," katanya.