News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wamenlu RI: Jiwa Keikhlasan yang Membuat Pesantren Gontor Bertahan Hingga 90 Tahun

Penulis: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wamenlu RI, AM Fachir, bersama panitia sujud syukur 90 tahun Gontor.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang acara sujud syukur menyambut peringatan 90 tahun Pondok Modern Gontor, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Republik Indonesia, Abdurrahman Muhammad Fachir, menyampaikan testimoni tentang salah satu nilai yang diajarkan di salah satu pesantren tertua di Nusantara tersebut.

Menurutnya, jiwa keikhlasan yang ditanamkan para pendiri Gontor kepada para santri dan alumninya yang membuat pesantren yang terletak di Kabupaten, Ponorogo, Jawa Timur, ini yang membuat Gontor mampu bertahan hingga saat ini.

"Salah satu alasan Gontor bisa bertahan hingga saat ini karena ada jiwa keikhlasan dan manfaat yang diberikan kepada masyarakat. Saya sendiri selalu menanamkan kepada diri saya nilai-nilai Gontor di setiap kegiatan yang dilakukan," kata AM Fachir.

Pada September 2016 nanti, Pondok Modern Gontor akan memperingati 90 tahun berdirinya Gontor. Sebelum itu, Keluarga Besar Gontor akan mennggelar sujud syukur di Masjid Istqlal, Jakarta, pada 28 Mei 2016.

Acara ini diperkirakan akan dihadiri sekitar 15 ribu santri, walisantri dan alumni Gontor terutama yang ada di Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Banten. Beberapa tokoh alumni Gontor juga diagendakan hadir pada acara yang disebut sebagai kick off peringatan 90 tahun Gontor tersebut.

AM Fachir yang juga tercatat sebagai alumni Gontor sempat menjabat sebagai duta besar RI untuk Malaysia dan Mesir. Dia mengaku menggunakan koneksi Gontor untuk merealisasikan langkah dan kebijakan yang akan ditetapkan.

Mantan Ketua Koordinator Pramuka Gontor periode 1975 tersebut mencontohkan bagaimana koneksi Gontor bisa sangat bermanfaat. Salah satunya saat AM Fachir menjabat sebagai Dubes Mesir, dihadapkan pada fakta bahwa 60% mahasiswa Indonesia di Mesir gagal dalam proses pendidikan.

Dia lalu menghubungi Pimpinan Pondok Modern Gontor, KH Abdullah Syukri Zarkasyi, untuk berkonsultasi dan meminta restu serta memohon doa agar diberi petunjuk agar bisa membenahi masalah tersebut.

AM Fachir juga menghubungi KH Hasyim Muzadi (Mantan Ketum PBNU) dan Prof Dr Din Syamsudin (Mantan Ketum Muhammadiyah). Dengan berbekal nama tokoh-tokoh besar alumni Gontor tersebut, AM Fachir dapat leluasa menegur dan mengatur sekaligus meningkatkan prosentase kelulusan mahasiswa Indonesia ke angka 78%.

"Kalau kamu tidak bersungguh-sungguh, saya laporkan," ancam beliau kepada mahasiswa Indonesia yang ada Mesir kala itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini