Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim sukses Ade Komarudin, Firman Soebagyo mengungkapkan bahwa pada malam sebelum pemilihan ketua umum partai Golkar, Setya Novanto dan Ade Komarudin bertemu membahas beberapa kesepakatan.
Dia mengatakan, Ade Komarudin masih mempunyai peluang pada putaran kedua pemilihan, namun hal itu tidak terjadi dan Setya Novanto akhirnya terpilih menjadi ketua umum.
Firman mengatakan pertimbangan Ade Komarudin memberikan jalan kepada setya Novanto karena dirinya masih muda.
Selain itu, Ade pun menjabat sebagai Ketua DPR sehingga harus tetap fokus bekerja di DPR.
"Pak Akom dengan jiwa besarnya supaya tidak ada konflik berkepanjangan dan supaya dia bisa konsentrasi melakukan tugas di DPR. Maka Pak Akom menyerahkan ketua umum kepada Pak Setnov," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/5/2016).
Selain itu, pertimbangan berikutnya adalah ingin adanya rekonsiliasi dan juga mengakomodir pengurus Bali dan pengurus Ancol yang sempat mempunyai konflik selama satu setengah tahun lebih.
"Sehingga kemenangan Setya Novanto ini sharing dari Pak Akom juga. Akomodatif menjadi hal yang mutlak karena spirit Munas Rekonsiliasi kemarin," tambahnya.
Kesepakatan Akom mundur dari pemilihan juga atas saran dan komunikasi dengan tim seperti Titiek Soeharto, MS Hidayat, Bambang Soesatyo serta Misbakhun.
"Kemudian kami bicarakan dengan Pak SN dan Ical dan sudah ada guarantee Ketua DPR tetap dipegang Pak Akom dan ketua fraksi dan lainnya tergantung ketua umum. Itu lah yang jadi kesepakatan," kata Firman.