TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sosok Bripka Seladi yang memilih jadi pemungut sampah sebagai profesi sampingan juga menarik perhatian Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti.
Menurut Badrodin, Seladi memiliki semangat menjaga profesionalitas yang patut diapresiasi.
"Semangat dia untuk tidak terima suap, semangat dia tambah penghasilan tanpa cara ilegal patut kita apresiasi," ujar Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Senin (23/5/2016).
Badrodin menilai, apa yang Seladi lakukan menunjukkan bahwa polisi tersebut berintegritas. Seladi dianggap pandai memanfaatkan peluang untuk mendapatkan pendapatan lebih di luar pendapatan pokok di kepolisian.
"Ada polisi yang jadi guru, jadi tukang ojek. Itu semua merupakan semangat yang harus kita apresiasi," kata Badrodin.
Bripka Seladi menjadi dikenal publik setelah kisah hidup mengenai keteladanannya beredar luas. Demi mendapatkan uang sampingan, Seladi menyambi pekerjaan menjadi pengumpul sampah.
Selain bisa mendapatkan uang halal dari pekerjaan keduanya, pria berusia 57 tahun ini juga membantu dalam menciptakan kebersihan lingkungan.
Ketika berdinas menjadi polisi, ia bertugas pada bagian urusan SIM Kantor Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Polres Malang Kota yang berada di Jalan Dr Wahidin.
Ia menegaskan, dirinya tidak mau tergiur meskipun berdinas di lahan yang selama ini dikenal sebagai lahan "basah" di institusi kepolisian.
Seladi mengaku tidak mau menerima pemberian orang dengan tujuan tertentu dalam pengurusan SIM.
Kalaupun ada yang memberi di rumah, kata Seladi, ia meminta sang anak mengembalikan pemberian itu. (Ambaranie Nadia Kemala Movanita)