TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar merupakan salah satu Partai Besar di Indonesia yang memiliki cita-cita mulia yaitu mewujudkan kesejahteraan yang merata bagi seluruh Indonesia.
"Namun sungguh ironi dan serasa “Jauh Panggang dari Api” apabila melihat nama-nama calon pengurus Golkar masih diwarnai oleh para mantan narapidana korupsi," ujar Koordinator Gerakan Pemuda Penyelamat Partai Golkar (GPPPG), Fajar Ardy Hidayatullah, di Jakarta, Kamis (26/5/2016).
Baca Juga : Ini Nama-nama Kontroversial yang Masuk Daftar Sementara Kepengurusan Partai Golkar
Sehingga kata dia dapat dipastikan akan menghambat usaha kerja-kerja partai untuk mewujudkan kesejahteraan.
"Sebab para mantan narapidana korupsi memiliki potensi untuk kembali menjadi pesakitan ketika kembali memperoleh jabatan politik," sambungnya.
Adapun beberapa nama-nama mantan narapidana yang kabarnya kembali masuk bursa pencalonan pengurus partai diantaranya Nurdin Halid mantan terpidana korupsi impor Gula, Fahd A. Rafiq mantan terpidana kasus pengadaan kasus Al-Quran.
"Selain para mantan napidana Korupsi masih ada lagi nama-nama individu yang memiliki catatan buruk karena pernah tersangkut masalah hukum maupun norma kesusilaan seperti Yahya Zaini yang pernah tersangkus skandal bersama Maria Eva," ungkapnya.
Menurutnya, banyaknya nama-nama individu yang memiliki rekam jejak buruk akan sangat berpotensi menimbulkan buruk bagi elektabilitas dan kepercayaan rakyat terhadap partai golkar.
Hal ini yang dapat menurunkan marwah Partai Golongan Karya.
"Di bawah kepemimpinan Setya Novanto di harapkan dapat membawa Golkar membangun Bangsa dan Negara yang lebih baik lagi karena Suara Golkar adalah Suara Rakyat," ujarnya.