TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Golkar Yahya Zaini masuk dalam struktur kepengurusan DPP Partai Golkar untuk periode lima tahun mendatang.
Hal ini didasari dari dokumen yang didapat, Yahya Zaini menempati posisi Ketua Bidang Hubungan Legislatif dan Lembaga Politik.
Nama Yahya Zaini sempat menghebohkan publik lantaran video mesum dengan pendangdut Maria Eva tersebar ke publik.
Dalam selebaran tentang dokumen kepengurusan DPP Partai Golkar, Yahya akan menjabat Ketua Bidang Hubungan Legislatif dan Lembaga Politik.
Yahya adalah mantan anggota DPR periode 2004-2009. Skandal video porno dengan artis Maria Eva terjadi pada November 2006 lalu.
Akibat skandal tersebut, Yahya Zaini kemudian dipecat dari keanggotaannya di DPR oleh Badan Kehormatan DPR.
Anggota Tim Formatur Partai Golkar Roem Kono yakin, masuknya nama Yahya Zaini takkan mencoreng citra partainya.
"Insya Allah tidak (menggangu citra partai)," katanya, Kamis (26/5/2016).
Roem mengatakan Yahya telah bekerja dengan baik untuk Golkar.
Mantan Anggota DPR itu juga dinilai cukup tekun. Mengenai kasus tersebut, Ketua BURT itu menuturkan manusia selalu memiliki kesalahan.
"Saya kira semua orang punya kesalahan. Tapi semua manusia di dunia ini punya kesalahan. Beliau (Yahya) adalah konstituen yang baik. Beliau punya waktu untuk mengurus partai. Wajar-wajar saja memilih dia," kata Roem.
Mengenai nama-nama yang beredar di publik, Roem mengakuinya tetapi susunan tersebut masih dapat berubah.
"Yang beredar itu benar tapi belum seluruhnya, jadi bisa berubah," ujarnya.
Hingga kemarin, Tim formatur kepengurusan Golkar masih melakukan pembahasan struktural setelah pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Bali.
Roem Kono mengungkapkan pihaknya mengakomodir calon ketua umum Golkar. Ia membantah tim formatur hanya mementingkan pihak tertentu.
Roem Kono kemudian mencontohkan Calon Ketua Umum Ade Komarudin yang masuk di posisi dewan pembina Golkar.
"Beliau sekarang ketua DPR ditempatkan terhormat, bukan pekerja. Diperlukan jabatan yang terhormat, dewan pembina. Itu suatu kehormatan yang luar biasa. Beliau seorang ketua DPR yang tidak punya waktu, tapi beliau punya kebijakan nasional," Roem menjelaskan.
Nama lain yang dimasukkan adalah Airlangga Hartarto serta Aziz Syamsuddin masuk dalam pengurus harian. Begitu pula dengan Indra Bambang Utoyo.
"Jadi tidak benar kalau kepentingan kelompok. Kita menampung semua aspirasi," ujar Ketua BURT tersebut.
Sementara, calon ketua umum Priyo Budi Santoso masuk dalam dewan pembina.
Ia menegaskan seluruh calon ketua umum masuk dalam struktural kepengurusan Golkar. Selain itu, Roem juga menjelaskan kepengurusan Golkar yang menghapuskan posisi wakil ketua umum.
Ia mengungkapkan pihaknya dibawah kepemimpinan Ketua Umum Golkar Setya Novanto fokus pada kinerja, sehingga kini terdapat posisi ketua koordinator.
"Karena kita mau dukung pemerintah," imbuhnya.
Politikus senior Golkar Yorrys Raweyai juga menegaskan struktur kepengurusan DPP Partai Golkar yang baru belum final.
Yorrys mengatakan rapat-rapat penyusunan kepengurusan masih berlangsung. Susunan pengurus Golkar baru akan diumumkan 2 Juni mendatang.
"Sekarang ini keluar banyak versi, si ini bawa versinya sendiri, si itu bawa versinya sendiri. Itu yang beredar hanya salah satu versi, itu belum final," kata Yorrys.
Yorrys mengatakan rapat-rapat penyusunan kepengurusan masih berlangsung. Susunan pengurus Golkar baru akan diumumkan 2 Juni mendatang.
"Belum ada susunan final," Yorrys menegaskan kembali.
Dalam bocoran dokumen kepengurusan terungkap, ada 75 nama pengurus DPP Golkar. Namun sepertinya 75 nama itu belum seluruhnya, karena Golkar di bawah kepemimpinan Novanto menyatakan akan menyusun kepengurusan dengan jumlah 150-an pengurus.
Dari daftar nama pengurus Golkar, bisa dikatakan ada sejumlah kejutan.
Nurdin Halid, seperti yang sudah ramai diberitakan sebelumnya, diberi posisi Ketua Harian.
Nama lain yang terbilang kejutan adalah masuknya Fahd El Fouz Arafiq sebagai Ketua DPP Golkar bidang Pemuda dan Olah Raga.
Seperti diketahui Fahd pernah mendekam di balik jeruji besi karena kasus korupsi Alquran.
Ada juga Sigit Haryo Wibisono. Sigit pernah divonis bersalah dan dihukum 15 tahun penjara dalam kasus pembunuhan terhadap Nasrudin Zulkarnain, Dirut PT Putra Rajawali. Dia bebas 6 September 2015 lalu.
Seorang politikus Golkar yang pernah menjabat ketua DPP, menyebut dokumen daftar nama pengurus yang beredar itu versi Nurdin Halid. Namun dia mengatakan daftar itu belum final, masih bisa berubah.
"Dokumen yang beredar itu versi Nurdin Halid," ujar pengurus Golkar yang minta identitasnya tak diungkap. (tribun/fer/dtc)