News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Lahir Pancasila

Megawati: Pancasila Harus Terus Digelorakan

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Presiden RI sekaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menegaskan pentingnya Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Selain menjadi ideologi, Pancasila juga berfungsi sebagai perekat bangsa.

Mega pun pernah ditanyakan oleh beberapa orang Indonesia apakah Pancasila hanya di awang-awang.

Dia menegaskan bahwa Pancasila tidak berada di awang-awang dan Pancasila itu nyata.

"Saya katakan tidak (di awang-awang), karena memang hari-hari ini bangsa Indonesia mulai kehilangan arah, karena betul Pancasila didengar diucapkan saja," kata Megawati di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (4/6/2016).

Presiden ke-5 Republik Indonesia ‎itu lalu ditanya bagaimana cara mmembumikan Pancasila.

Dirinya menegaskan bahwa PDI Perjuangan dalam keputusan kongres partai ditegaskan bahwa ideologi paratinya adalah Pancasila.

"Saya sebagai penanggungjawab yang diberi tugas kongres harus bisa membumikan Pancasila dalam arti sedalam-dalamnya bagi ‎anggota kader, simpatisan dan bagian rakyat apa arti Pancasila," ujarnya.

"Pancasila terus digelorakan sampai seluruh rakyat Indonesia dimanapun berada bisa memantapkan kembali Pancasila sebagai ideologi bangsa dan perekat bangsa," tegasnya.

Masih kata Mega, Pancasila sebagai filosofi dasar negara sebetulnya sebagai bintang benderang yang berikan penerangan.

Dan menurutnya, Bung Karno sebagai bapak bangsa memberikkan sebuah cara bagaimana wujudkan gotong royong menjadi membumi.

"‎Beliau (Bung Karno) kita ada tiga hak. Dalam politik harus berdaulat, kedua berdiri di atas kaki sendiri, dan berkpribadian di bidang budaya," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini