"Tidak heran Golkar mendukung Pemerintahan Jokowi. Pertama mungkin masih ragu, apakah bisa berkarya atau tidak beliau (Jokowi) ini?"
"Bukti beliau berkarya dan popularitasnya baik, Golkar pasti mendukung beliau. Setelah dukung beliau, pikiran saya dukung gua juga nih," ujar Ahok.
Ketua Umum Golkar Setya Novanto yang menjadi pembicara ketiga turut memuji Ahok.
Ia melihat Ahok dari awal merupakan sosok yang tegas dan berani.
Dia menuturkan saat Ahok masih berada di Komisi II DPR RI, hanya mantan Bupati Belitung Timur tersebut yang berani masuk ke ruangannya.
Bukan hanya itu, keberanian Ahok, kata Novanto juga terlihat saat Ahok meminta izin untuk mendampingi Jokowi pada Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu.
"Saya tanya lagi apa benar mau maju? Enggak sayang sudah ada di DPR? Terus Ahok jawab 'saya sudah pikirkan matang saya mau keluar dari DPR', tapi saya gengsi juga. Ya sudah silakan deh," kata Novanto.
Usai berbicara, Novanto kemudian diminta panitia untuk membuka Musda Golkar.
Ia lalu membunyikan gong sebanyak lima kali.
Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono, Sekjen Golkar Idrus Marham, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama serta Prasetyo Edi Marsudi dan Yorrys Raweyai ikut menemani Novanto.
Setelah Novanto membuka kegiatan Musda, Ahok lalu meninggalkan lokasi acara.
Terlihat, ia ditemani Sekjen Golkar Idrus Marham.
Mengenai kehadiran Prasetyo, Yorrys mengaku pihaknya mengundang seluruh partai politik.
"Kita undang, sebenarnya kita undang semua Parpol dan dia datang karena ada hubungan emosional dengan Golkar kan sudah sejak dulu pertemanan, sehingga (kedatangannya) tidak jadi masalah bagi dia hadir," ujarnya.
Ketika ditanyakan apakag kehadiran Prasetyo merupakan sinyal PDIP mendukung Ahok, Yorrys enggan menjawabnya.
"Saya nggak tahu, saya enggak ikut-ikut ke situ, karena PDIP punya mekanisme sendiri," katanya.